Inilah Makna Dibalik Pemasangan Penjor Dan Potong Babi Setiap Penampahan Galungan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Makna Hari Raya Penampahan Galungan" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Hari Raya Galungan selalu menjadi hari yang istimewa bagi umat Hindu khususnya di Bali. Hampir di setiap rumah warga berdiri penjor yang terpasang menjulang tinggi. Sehari sebelum Galungan, biasanya warga juga melakukan kegiatan penampahan, yakni memotong babi dan memasaknya sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga.
Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Penampahan atau Penampan mempunyai arti Nampa yang berarti 'Menyambut'. Pada hari ini umat akan disibukkan dengan pembuatan [penjor] sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah yang diterima selama ini, penjor ini dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa. Selain membuat penjor umat juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara, penyembelihan babi ini juga mengandung makna simbolis membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
Kepercayaan masyarakat Bali pada umumnya, pada hari Penampahan ini para leluhur akan mendatangi sanak keturunannya yang ada di dunia, karena itulah masyarakat juga membuat suguhan khusus yang terdiri atas nasi, lauk-pauk, jajanan, buah, kopi, air, lekesan (daun sirih dan pinang) atau rokok yang ditujukkan kepada leluhur yang "menyinggahi" mereka di rumahnya masing-masing.
I Made Langgeng Buana, Sekretaris Paiketan Pemangku Kota Denpasar, menjelaskan apa sih makna penjor yang ada di depan rumah penduduk saat Galungan. Ia mengungkapkan penjor merupakan simbol gunung. Oleh umat Hindu, gunung dianggap suci.
Jadi ketika ada umat Hindu tidak bisa datang langsung ke gunung saat perayaan Galungan (Dalam hal ini, gunung yang dimaksud adalah Pura Besakih yang ada di lereng gunung Agung) diharuskan memasang penjor. Untuk itu, ornamen di setiap penjor harus dilengkapi dengan pala bungkah (Umbi-umbian), pala gantung (Buah-buahan), dan dedaunan. "Semua itu adalah simbol-simbol alam," ungkapnya.
Makna penampahan adalah terkait kesiapan umat Hindu menjelang Galungan sebelum melakukan Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Kesiapan di sini adalah mampu membeda-bedakan mana yang benar dan mana yang salah. Jadi menuntut manusia supaya menghindari sifat adharma (Keburukan).
Hal tersebut terlihat saat penyembelihan ayam atau babi. Penyembelihan ini dianggap sebagai simbol untuk membunuh sifat-sifat buruk dalam diri manusia. Misalnya, sifat malas dari seekor babi dan serakah seperti ayam.
"Jadi, dengan demikian kita sudah siap melakukan untuk nyanggrah Galungan. Kita menghilangkan sikap malas dan disimbolkan dengan memotong babi. Ini tak wajib hanya bagi yang mampu saja," katanya.
Pemotongan babi tidak semata-mata tidak memiliki makna, namun babi dibunuh sebagai simbul menyupat. Merubah hal-hal yang buruk menjadi baik. Semua persembahan daging babi simbol dari persembahan Durga.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/Bali-Idn-times.com/Wikipedia.org
Foto by : wahya biantara
Comments
Post a Comment