Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Proses Watangan Mapendem" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Watangan Mependem (atau Mendem Watang) adalah layon dari sang tapakan yang dikubur di tengah setra yang biasanya dilaksanakan pada saat pementasan calonarang yaitu :
Sejenis dengan proses mendem sawa dalam acara penguburan jenazah. Namun akan kembali bangkit setelah dikubur 4 jam lebih. Ada cerita menarik seputaran penguburan pada saat pentas calonarang dikatakan bahwa pengalaman yang sulit diungkapkan. Di dalam kubur, dia seperti merasakan ada angin yang bertiup lembut. Bahkan melihat leak yang datang menghampirinya. Penampakanya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. “Matanya merah,” ungkapnya.
Pertunjukan Calonarang diadakan di Desa Adat Getakan. Desa ini telah melaksanakan prosesi ini selama 11 tahun. Setiap tahun, pertunjukan Calonarang di desa ini selalu dibanjiri oleh banyak orang. Semua orang ingin menyaksikan pertunjukan ini terlebih tahun ini ada prosesi Nguripang Layon Mapendem di mana salah satu watangan atau banke watah akan dikubur hidup-hidup. Tepat pada tengah malam saat acara ini dilaksanakan, prosesi cukup mengerikan ini akan dilaksanakan.
Pria yang akan dikubur hidup-hidup adalah Dewa Aji Tapakan. Pria berusia 50-an tahun ini akan menjadi pemegang kunci pada prosesi mendebarkan ini. Sebelumnya, Dewa mengaku telah mendapatkan semacam wangsit agar dirinya dikubur hidup-hidup. Mengetahui hal ini keluarga dari Dewa tentu was-was. Dikubur hidup-hidup bisa membuat seseorang meninggal dunia karena kehabisan oksigen.
Setelah melalui berbagai prosesi, Dewa Aji Tapakan akhirnya dikubur hidup-hidup. Keluarga yang menyaksikan ini tentu jadi histeris. Namun, tidak berselang lama setelah dikuburkan, Dewa kembali hidup. Dia mampu mendobrak kuburan dan akhirnya keluar. Dengan keadaan terpendam harus dia tidak bisa melakukannya kecuali hal magis terjadi di sana.
“Yang namanya watangan dikubur secara logika dan secara sekala tidak masuk akal. Karena yang menjadi watangan ini statusnya masih hidup dan ia harus dikubur. Tentu ini sangat berisiko. Ketika pelaksanaan ritual tersebut, sedikit tidaknya watangan ini butuh oksigen. Kita di Bali punya hukum adat berdasarkan tradisi dan spiritual harus selaras dengan hukum positif nasional. Jika tidak ada koordinasi formal dan administrasi, kita bisa dituntut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap pihak yang menjadi watangan saat pementasan Calonarang tersebut. Jadi kita lakukan koordinasi, walau secara formal mereka (kejati maupun pihak Polsek Banjarangkan) melarang, dan tidak berani memberi izin,” jelas Tokoh Masyarakat setempat.
Melalui pembicaraan dan diskusi yang alot, dan melakukan beberapa kali pertemuan yang melibatkan pihak krama Banjar Getakan, dan Polsek Banjarangkan, disepakati jika Banjar Adat Getakan tetap akan melaksanakan ritual pertunjukan Calonarang dengan watangan atau bangke matah dipendam atau dikubur yang akan diperankan oleh Dewa Aji Tapakan dengan catatan, pihak Banjar Adat Getakan harus membuat surat pernyataan dengan pihak Dewa Aji Tapakan beserta istrinya, Desak Tapakan.
Selama empat jam sejak dikubur, Dewa akhirnya bangkit dengan sangat ajaib. Semua orang yang menyaksikan hal ini tampak takjub hingga akhirnya merekam meski dilarang. Kejadian seperti ini sangat unik dan susah diterima logika. Namun, jika disaksikan secara langsung semua orang tidak bisa melakukan apa-apa.
Inilah kisah tentang prosesi Nguripang Layon Mapendem dalam calon Calonarang yang diadakan di Bali. Meski sangat berisiko, pertunjukan seni ini tetap dilaksanakan dengan sangat sakral setiap tahunnya. Yuk, lihat di Bali kalau tahun depan diadakan lagi.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/boombastis.com/kaskus-co-id/sejarahharirayahindu.blogspot.com
Foto by : tribunnews.com
Rahayu semeton
ReplyDelete