Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Kali Yuga" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Dalam ajaran agama Hindu, Kaliyuga adalah salah satu dari empat jenjang zaman yang merupakan siklus dari Yuga. Jenjang yang lain bernama Satyayuga, Tretayuga, dan Dwaparayuga. Kaliyuga, dalam sejarah juga dikenal sebagai zaman besi yang didahului oleh tiga zaman, zaman emas yaitu Satyayuga, Tretayuga periode zaman perak, dan Dwaparayuga periode zaman perunggu. Pada dasarnya sejarawan modern menganggap zaman emas dan perak hanya kisah mitos, dan menganggap zaman perunggu dan zaman besi merupakan periode sejarah yang bisa ditemukan dalam berbagai artefak.


Zaman Kaliyuga disebut sebagai zaman kegelapan spiritual. Hal ini disebutkan dalam Bhagavata Purana 12.3.30, “Sa kaler tamasa smrtah” yang artinya ketika sifat alam tamas (kegelapan/kebodohan) begitu pekat menyelimuti penduduk dunia, masa itu disebut Kaliyuga. Sedangkan Manawadharmasastra IX.302 menyebutkan, “Kaler prasupto bhavati sah”, waktu ketika manusia tidur itu disebut Kaliyuga. Disini kata tamasa (kegelapan) dan prasupto (tidur) berarti manusia tidak sadar pada hakekat dirinya sebagai jiwa spiritual abadi. Karena itu, Kaliyuga disebut zaman kegelapan spiritual.


Menurut Surya Siddhanta (kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha), Kaliyuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 atau 24.00, pada tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian, atau tanggal 23 Januari 3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut diyakini oleh umat Hindu sebagai saat ketika Krsna meninggal dunia. Kaliyuga berlangsung selama 432.000 tahun. Pada zaman Kaliyuga, tingkat moralitas yang tersisa hanya seperempat dari yang ada pada zaman Satyayuga, sehingga lembu dharma hanya berdiri dengan satu kaki saja.


Kebanyakan umat Hindu meyakini sekarang adalah masa Kaliyuga, meskipun ada yang mengatakan sekarang masa Dwaparayuga. Namun, dilihat dari situasi dan kondisi bagi kebanyakan umat Hindu, zaman sekarang cenderung menunjukkan tanda-tanda zaman Kaliyuga. Semenjak tahun 3102 SM sampai sekarang, zaman Kaliyuga baru berjalan selama kurang lebih 5000 tahun.


CIRI CIRI ZAMAN KALI YUGA : 

Pada zaman Kali ini orang-orang jahat dan gila (tetapi kaya), tegasnya yang jahat dan rusuh itu sumber-sumber kehancuran, mereka menyakiti orang-orang baik.

• Terjadi peperangan, kekerasan lawan kekerasan dimana-mana.

• Terjadi kehancuran bagi budhi dan hati orang-orang saleh (pandita).

• Tidak ada kedamaian hidup, tingkatan pembasmian itu terus memuncak. semua dharma terbengkalai dan tergeletak di debu tidak dihiraukan.

• Manusia yang berhati sebaik emas, kemudian menjadi hati semulia perak, lalu merosot lagi senilai tembaga dan akhirnya menjadi sekeras besi yang nilainya jauh lebih rendah dibanding dengan logam-logam lainnya.

• Dimana-mana terdapat perselisihan, perkelahian, terjadi kekerasan, tidak ada manusia berhati emas.

Umur manusia tinggal 100 tahun dan akhirnya umur manusia hanya tinggal ± 83 tahun (1.000 bulan) dan pada jaman penghabisan umur manusia di zaman Kali 40 tahunlah batas umur manusia. 


CIRI KALI YUGA DALAM KITAB SUCI :

Kitab Kakawin Niti Çastra Sargah IV dan Kitab Korawaçrama (susunan J. L. Swelengrobol) pada Muka 52-54 dan Muka 64-66 Buku Slokantara Sloka 78, antara lain:


• Tanda-tandan Zaman Kali Yuga menurut Kitab Kakawin “Niti Çastra” Sargah IV, Kakawin Wirama Dasar: Wirat, Kadang Wirama: Ragakusuma 7-11 (28-31) adalah manusia lebih mengutamakan kekayaan, orang suci para perwira, para cendekiawan, para pendeta pada mengabdi di kaki orang kaya.

• Ajaran-ajaran agama diabaikan atau diputar balikan dan dijadikan alat untuk mencapai cita-citanya. Raja dihina bawahannya karena memang mereka itu tidak pantas dihargai lagi. raja-raja yang telah dihina itu, menghina para pendeta, karena para pemimpin agama yang juga tidak dapat dihargai lagi. Agama disalahgunakan, manusia jauh dari kesucihan.

• Manusia tidak memiliki harga diri. Tidak ada tinggi rendah semua golongan mengaku pandai berbudi dan taat pada agama. Jika mereka diangkat pendeta, atau menjadi pemimpin agama, segala perbuatannya tidak lain dari menurunkan, menjatuhkan nama baik agama, bahkan masyarakatpun mendapat hasutan bahwa agama itu adalah candu rakyat. Mereka saling meninggikan diri, suka berkelahi dan memperebutkan kedudukan tinggi. Mereka sampai lupa pada diri sendiri.


Tanda-Tanda Zaman Kali Yuga menurut Kitab “Korawaçrama” (susunan J. L. Swelengrobol) pada Muka 52-54 dan Muka 64-66: Pada Zaman Kali orang kikir dan licik menjadi kaya.Penjahat-penjahat panjang umur, dan orang-orang berbudi dan saleh cepat matinya, lekas meninggalkan dunia yang penuh dengan kegelapan dan kebejatan. Orang-orang menganggap tingkah laku hina yang utama, kebiasaan menghadang di jalan itu dianggap pemberani. Kebodohan dianggap kebijaksanaan karena kebijaksanaan dianggap kebodohan.


Tanda-Tanda Zaman Kali Yuga dalam Buku I Nengah Merta yang berjudul Menggantang Hidup Di Jaman Kali Yuga (Cetakan Pertama Januari 2009): Pada Zaman Kali Yuga Gempa akan terjadi akibat kekuatan alam, Gunung meletus, Angin topan, Banjir dan tanah longsor, Meningkatnya panas bumi, Air laut naik, Timbulnya keajaiban dalam kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan, seperti: kelahiran anak ayam berkaki tiga., anak babi lahir bermuka seperti muka manusia, sedangkan dalam alam tumbuh-tumbuhan keajaiban itu terlihat pada pohon yang mengeluarkan air seperti hujan gerimis, tumbuhnya bunga Raflesia di beberapa tempat, pohon pisang berbuah menyerupai buah nangka (sesuai kejadian-kejadian yang disiarkan oleh TV maupun berita-berita di radio).


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/sucitriana59.wordpress.com

Foto By : cerita bedahulu

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Inilah Sosok Penemu Tari Gopala Yang Merupakan Penggambaran Aktivitas Pengembala