Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

 



Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Melik" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.


Melik adalah suatu anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Ida Sanghyang Widhi, namun ada beberapa macam melik yang tersirat dalam beberapa lontar baik itu Lontar Purwa Gama dan Lontar Kala Tattwa serta Lontar Siwa Gama, yaitu :

• kalau anak yang melik masih kecil sering mengalami kebingungan.

• kalau anak yang melik sudah besar pasti mereka merasakan adanya suatu keanehan – keanehan.

Menurut Purwa Gama dijelaskan bahwa seseorang yang terlahir dalam kondisi melik memiliki rerajahan tertentu yang dibawahnya sejak lahir. Rerajahan ini biasanya berbentuk senjata para dewa yang konon katanya akan menyebabkan kematian. Umumnya, mereka yang terlahir melik ini memiliki energi kesidhian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan orang-orang yang terlahir biasa. Hal ini dikarenakan adanya sebuah karma yang dibawanya sejak kehidupan sebelumnya.

Secara kasat mata sulit membedakan orang yang terlahir melik atau tidak. Karena umumnya, orang yang terlahir melik ini tidak ada perbedaan sama sekali baik dari segi fisik atau apapun. Menurut Purwa Gama, seseorang yang terlahir melik ini biasanya terdapat beberapa ciri yang merupakan sebagai tanda lahir berupa rerajahan senjata para dewa seperti berbentuk gatra, cakra, trisula dan lain sebagainya.

Kelahiran “melik” terlihat dari tanda-tanda di tubuhnya, antara lain :

1. Ketika lahir, badannya dililit tali plasenta beberapa kali putaran. Kelahiran seperti ini sangat jarang terjadi, dan kalau ada, kebanyakan mati beberapa saat sebelum keluar dari rahim ibunya.

2. Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau digundul, tumbuhnya sempuut lagi.

3. Kepalanya mempunyai pusaran (usehan) sejumlah 3 atau lebih

4. Lidahnya poleng (ada warna hitam/coklat)

5. Ada tahi lalat besar (maaf) di kemaluannya


Orang yang melik sesungguhnya sangat beruntung. Dalam urusan spiritual, secara alami sudah jauh lebih maju dibandingkan orang-orang biasa. Ibarat dari lahir memang dipersiapkan untuk memasuki alam-alam suci para Ista Dewata atau mencapai Moksha. Dengan tekun saja membina diri, menjaga diri dan tidak melakukan kesalahan fatal, sampai waktu kematian menjemput, maka sangat mungkin dapat memasuki alam-alam suci para Ista Dewata atau mencapai Moksha. Berbeda dengan orang-orang biasa yang harus berjuang keras.

Anak melik biasanya “kerinyi” (bahasa Indonesia : sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dll). Jadi ia perlu diperlakukan beda, misalnya kamar tidurnya harus selalu bersih dan suci, ada pelangkiran diatas hulu tidurnya. Ia perlu sering-sering melukat ke Gerya, makanannya di jaga agar selalu memakan makanan yang satwika (makanan bersifat kebaikan/sehat). Banyak bergaul dengan orang-orang suci, karena dia merasa dekat dengannya. Kalau makin dewasa, berikan pelajaran agama yang intensif, panggilkan guru agama kerumah untuk les, dan berikan pelajaran spiritual secara bertahap. Nanti ia akan berumur panjang dan menjadi orang suci, karena atman (roh) nya sudah dalam kondisi siap menerima lanjutan kemampuan supranatural.


Macam-macam Melik :

1. Melik Adnyana : orang ini akan bisa merasakan atau bisa melihat Roh halus, dan bahkan bisa berkomunikasi dengannya. Orang yang Melik Adnyana biasanya diawali dengan mimpi-mimpi ke Pura, bertemu orang berpakaian putih, bertemu Petapakan Bhatara (Rangda atau Barong). Orang Melik Adnyana biasanya menjadi Balian atau Mangku.

2. Melik Ceciren : orang ini ada tanda dalam tubuhnya, terkadang terlihat di dunia niskala atau sekala. Tanda itu berupa salah satu senjata Dewata Nawa Sanga, tahilalat pada (maaf) kelamin, sujénan di bokong, rambut putih beberapa helai dan tak bisa hilang, tangan jari lebih dan masih banyak lagi.

3. Melik Kelahiran : melik ini disebabkan oleh kelahiran manusia itu sendiri, diantaranya orang yang lahir pada:

• orang yang lahir di Wuku Wayang

• anak tunggal (tak bersaudara)

• tiba sampir (anak yang lahir berkalungkan tali pusar)

• tiba angker (anak yang lahir berbelit tali pusat atau tidak menangis)

• orang yang Lintangan Bade (lahir Kamis Pon atau Wuku Watugunung)

• orang yang Lintangan Bubu Bolong (lahir Jumat Paing)

• orang yang lahir saat Tumpek, Tumpek Landep, Tumpek Kandang, dan lain sebagainya.

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Kerohanianhindu.id/pesonataksubali.blogspot.com/somewhereinbali.com/sastrabali-com

Foto by : Baliexpress.com

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?

Inilah Sosok Penemu Tari Gopala Yang Merupakan Penggambaran Aktivitas Pengembala