Janganlah Kau Lewatkan Kesempatan Emas Untuk Berbenah Diri Tanpa Rasa Penyesalan Akan Kehilangan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Ādityasya gatāgatair ahar ahaḥ saṁkṣīyate jīvitam
Vyāpāraibahu-kārya-bhāra-gurubhiḥ kālo na vijñāyate
Dṛṣṭvā janma-jarā-vipatti-maraṇaṁ trāsas ca notpadyate
Pitvā mohamayīṁ pramāda-madirāmunmattabhūtaṁ jagat
(Vairāgya Śatakam 7)
"Bersamaan dengan terbit dan tenggelamnya matahari maka setiap hari usia hidup juga menjadi semakin berkurang. Disebabkan oleh sibuk lelap dalam pekerjaan maka orang tidak lagi menyadari berlalunya sang waktu. Setelah melihat kelahiran, usia tua, kesulitan-kesulitan, dan kematian pun orang-orang tidak menjadi kecemasan. Dari semua ini dapat diketahui bahwa seluruh mahluk hidup di alam material ini sibuk lelap meminum-minuman keras duniawi memabukkan".
Raja Bhartr Hari, seorang raja yang meninggalkan kerajaannya masuk ke hutan menjadi seorang Sadhaka spiritual, menulis Vairāgya Śatakam. Ādityasya gatāgatair ahar ahaḥ saṁkṣīyate jīvitam – bersamaan dengan terbit dan tenggelamnya matahari maka setiap hari usia hidup juga menjadi semakin berkurang.
Aditya (matahari) setiap pagi hari muncul di ufuk Timur, lalu tenggelam senja hari di Barat. Demikian setiap hari muncul-tenggelam, muncul dan tenggelam. Semua orang menikmati muncul dan tenggelamnya matahari. Akan tetapi, bersamaan dengan datang dan pergi atau timbul dan tenggelamnya matahari, sangat amat jarang, jika tidak dikatakan tidak ada, orang yang memberikan perhatiannya pada semakin berkurangnya nafas hidup.
Timbul dan tenggelamnya matahari setiap hari ternyata menenggelamkan pula usia hidup seluruh mahluk hidup. Kebanyakan orang tidak menyadari hal itu, hal semakin berkurangnya usia hidup. Orang juga tidak menyadari bahwa terlewatnya hari demi hari bersamaan dengan timbul-tenggelamnya matahari ternyata kesempatan untuk bangkit dan berkembang dalam segala hal, sekala-niskala, juga menjadi semakin hilang.
Kesempatan-kesempatan emas untuk berbenah diri orang lewatkan begitu saja tanpa rasa penyesalan perihal kehilagan sedikitpun. "vyāpāraibahu-kārya-bhāra-gurubhiḥ”, karena sibuk lelap dalam pekerjaan-pekerjaan duniawi. Kepentingan hidup sebagai manusia dan kesulitan mendapatkan kesempatan hidup menjadi manusia, selain berharga, ia juga sangat singkat, Ya ……., hanya sekejap sekerlipan kilat, dan itu pun masih diboroskan dalam berbagai kebohongan dan kehidupan palsu di dalam kegelapan, kemarahan serta kemalasan.
Bahadur Shah Zafar, Sultan terakhir dari Dinasti Moghul mengatakan dirinya bersusah payah memohon waktu perpanjangan waktu dari Tuhan. Ia dapatkan hanya empat hari. Hidup yang empat hari tersebut ia boroskan begitu saja; dua hari ia lewatkan untuk mengembangkan asaan, harapan, dan khayalan, sedangkan dua hari lagi ia habiskan di dalam penantian, penantian dari datangnya asaan-asaan tersebut.
Seorang bapak-bapak usia 58 tahun (saya perkirakan usianya karena ia mengatakan dua tahun lagi akan menjalani masa pension dari pekerjaannya), datang menemui saya di Naxxar, Malta, Eropa. Bapak tersebut mengatakan dirinya sangat dan sangat sibuk. Bahkan ketika mempunyai waktu sedikit di rumah, bersama cucu-cucunya, pun kepalanya bekerja sibuk. Sedang bercakap-cakap dengan saya pun seringkali ia mengatakan “Excuse me please….!” (maaf izin….) ia sibuk berbicara di telepon dengan para manager bawahannya.
Sering orang mendapat undangan datang bertamu. Sampai di tempat undangan, orang tersebut melihat dan menyaksikan orang yang mengundangnya tenggelam dalam kesibukkan super sibuknya dengan keluarga atau teleponnya, dan yang mengundang tidak menyadari hal itu. Lelaki warga Malta tadi, sudah sibuk seperti itu selama 30-40 tahun di perusahaan tempat ia bekerja sekarang ini.
Kesibukan super sibuk sudah merambat menyeluruh sampai kepada anak-anak. Baru-baru ini, saya bertamu ke rumah seorang kawan di Eropa. Berkali-kali dan berulangkali ia memanggil anaknya untuk datang, tetapi anak itu mengatakan dirinya sibuk. Ya, ia sibuk di kamarnya dengan permainan game-nya.
Demikian, kesibukan super sibuk sudah menjadi bagian dari hidup orang, menyebabkan orang tidak mampu lagi memberikan perhatiannya kepada hal-hal super penting, khusunya perihal tujuan kehadirannya di dunia material ini.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)
Comments
Post a Comment