Apabila Keinginan Sudah Terkendali Apapun Yang Didapat Dalam Hidup Ini Selalu Dicapainya Dengan Cara Terhormat
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Adham dhanamicchanti
Dhanamm nam ca madhyamh;
Uttamam namicchanti
Mno hi mahatm dhanam
(Canakya Niti.VIII,l)
Maksudnya: Orang yang berkeinginan rendah (adham) hanya menghendaki harta kekayaan belaka. Orang yang tergolong berkeinginan sedang (madhyam) menginginkan harta kekayaan dan kehormatan. Orang yang berkeinginan mulia (uttamamnam) adalah orang hanya menghendaki kehormatan saja.
Sudah merupakan pengetahuan umum bahwa manusia yang lahir di dunia ini bermacam-macam jenisnya. Brahma Purana 228.45 telah memberikan arah bahwa wujud fisik ini hanya boleh digunakan sebagai alat untuk mencapai empat tujuan hidup yang disebut Catur Purusa Artha. Dalam Brahma Purana dinyatakan: Dharma, artha, kama Mokshanam sarira sadhanam. Wujud fisik yang disebut Sarira hanyalah boleh digunakan sebagai alat untuk mencapai dharma, artha, kama dan moksha.
Menggunakan sarira diluar tujuan tersebut adalah dosa. Salah satu yang dijadikan tujuan hidup itu adalah kama. Tujuan hidup mencapai kama bukan dimaksudkan bahwa hidup ini hanya untuk memenuhi segala keinginan. Dorongan hidup yang disebut kama itu ada dua arahnya. Ada yang disebut wisaya kama dan ada yang disebut sreya kama.
Wisaya kama artinya ingin mengumbar nafsu. Kata wisaya berasal dari kata wisa atau bisa yang artinya racun. Kalau nafsu itu menguasai pikiran dan kesadaran budhi maka itulah yang disebut wisaya kama. Seharusnya nafsu itu adalah alat dari pikiran dan pikiran adalah alat dari kesadaran budhi. Struktur diri yang seperti itulah akan dapat menjadi media untuk mewujudkan kesucian atman untuk membangun sikap hidup yang sreya kama. Atman itu bagian dari brahman (Tuhan Yang Mahaesa). Hal ini dinyatakan dalam Bhagawad Gita 111.42 yang intinya menyatakan sempumakankah indriamu, namun yang lebih sempurna dari indria adalah pikiranmu. Yang lebih tinggi adalah kesadaran budbi-mu. Yang tersuci dalam diri adalah atman.
Kalau kesucian atman dominan dalam diri maka manusia itu akan dapat membangun keinginan yang disebut sreya kama yaitu keinginan yang senantiasa selaras dengan dharma. Keadaan diri yang demikian itulah yang akan dapat membangun manusia berkeinginan mulia (sreya kama). Manusia yang sreya kama itulah disebut uttama mnam. Manusia uttama mnam adalah manusia yang segala prilakunya dalam menyelenggarakan hidupnya dibumi ini ditempuh dengan cara-cara yang terhormat. Manusia yang sehat secara jamani, memiliki indria yang sehat, pikiran yang cerdas berilmu mengendalikan indria, kesadaran budhi yang cerah akan dapat menguasai seluruh prilakunya secara terhormat.
Kalau keinginan sudah terkendali apapun yang didapat dalam hidup ini selalu dicapainya dengan cara terhormat. Karena itu dalam tradisi Hindu di Bali umat Hindu senantiasa mempersembahkan banten "daksina". Banten daksina ini sebagai yadnya patni. Artinya sebagai predana dari suatu yadnya. Predana itu adalah wujud nyata alam ini sebagai stana purusha atau jiwatman. Yang Maha Purusha adalah Hyang Widhi sendiri. Kata daksina artinya kehormatan. Ini artinya hadirkanlah Hyang Widhi itu dengan cara-cara yang penuh hormat.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)
Comments
Post a Comment