Tingkatkanlah Rasa Kepedulianmu Pada Orang Lain Maka Mereka Akan Selalu Peduli Padamu

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Tentu masih segar dalam ingatan kita, dimana ketika "tukang suun" di Pasar Badung dikasi sembako, diajak piknik, dan diajak shoping sebagai bentuk jebakan terselubung agar mau berubah keyakinan menjadi berita miris. Begitu pula ketika ada kelempok tertentu menyasar umat kita yang papa dengan memberikan bantuan yang ujung-ujungnya diajak pindah keyakinan sudah menjadi penomena klasik yang terjadi di tengah lingkungan kita. Dalam segala keterbatasan umat yang papa memerlukan uluran tangan agar terangkat hidupnya dari lembah derita. Kesendirian dalam kungkungan derita ketika ada yang mau membantu seperti berlagak Robihood, maka bila tidak jeli membaca situasi akan terjebak ranjau yang lebih fatal.


Lemahnya sikap dan sifat kepeduliaan sesama umat selama ini sering dijadikan peluang mengeksploitasi umat baik dalam bentuk materi maupun keyakinan. Tentu menjadi berita miris, dimana ketika umat kita kawin dengan umat agama lain begitu mudahnya pindah agama, bukan saja dari kalangan yang rendah tingkat pendidikanya, bahkan yang berpendidikan tinggi pun yang mempunyai jabatan tinggi ikut "paid bangkung". Sedangkan untuk mengajak pindah ke agama Hindu susah setengah mati dengan berbagai alasan yang dipasang, yang katanya nanti akan masuk neraka.


Masih lemahnya rasa militansi umat memegang teguh nilai-nilai (tatwa) agama Hindu menjadi hambatan selama ini sehingga mudah berpindah agama. Beragama selama ini sering diidentikkan dengan sibuk membuat banten saja dikalangan tertentu, dengan kurang memperdalam tattwa yang ada. Fenomena seperti ini menjadikan agama dipahami sangat rumit, dan memakan biaya, waktu, serta tenaga yang besar dalam penyelenggaraan. Apalagi terkungkung oleh adat yang kaku di desa pekraman, maka komplit sudah keadaan yang terjadi selama ini. Keadaan dilematis ini sering dijadikan pembenar alasan mau pindah agama, karena keterbatasan tingkat pemahaman yang ada.


Untuk mengantisipasi kelemahan ini, maka sangat perlu ditingkatkan rasa kepedulian sesama umat dengan membangun solidaritas dana punia. Tentu sangat ironis dimana ketika disatu sisi dalam penyelenggaraan upacara dimana umat sampai menghabiskan jumlah dana yang cukup besar, sementara di sisi lain masih ada umat yang hidupnya papa. Pemandangan miris seperti ini akan menjadi anomali dalam kita beragama yang sesungguhnya. Keesaan Tuhan dalam segala manifestasinya begitu mulia, agung, dan tidak terbatas, dalam ruang dan waktu, seharusnya mampu kita yakini secara penuh. Mampu memahami beragama sebagai jembatan rohani menuju kebahagian (moksa) dalam kontek kehidupan yang harmonis di dunia ini secara lahir dan batin. Kontek menuju Tuhan bukan bersifat vertikal belaka, dengan mengabaikan yang bersifat horizontal. Ini sangat menuntut adanya keselarasan yang memadai.


Sekecil apapun sumbangsih kepada umat menjadi bentuk kepedulian yang sangat diharapkan. Ini memerlukan pemikiran yang holistik baik dari segi wadah, penggalangan dana, penyaluran, serta pembukuan yang memadai. Dana punia sebagai wadah mempersatu umat, dengan memberikan jumlah tertentu dari penghasilan secara tulus iklas dalam membangun kepedulian umat mewujudkan cinta kasih yang mulia.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.


Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id

Foto By : @deuhrendra (ilustrasi)

#pesona_taksubali


Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?