Mereka Yang Tulus Ikhlas Berbagi Dengan Sesama Maka Mereka Tidak Akan Pernah Mengenal Kelelahan

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


"A no bhadrah kratavo yantu visvato'bdhaso aparitasa udbhidah

deva no yatha sadamid-vrdhe asannaprayuvo raksitdro dive dive"


(Rg Veda 1.89.1)

Sebagaimana segala hal yang memberikan kesejahteraan lan kebahagiaan datang dari segala penjuru mata angin, yang nenghilangkan segala kedukaan, tidak memperpendek usia, tidak menyakiti dan tidak patut ditinggalkan, seperti itulah semoga sang bijaksana terpelajar datang kepada kami setiap hari memberikan pengetahuan, perlindungan serta menambah kebahagiaan.


Wejangan di atas adalah sebuah mantra kehidupan, mantra indah untuk membangun hidup yang indah berdasarkan ajaran suci Veda. Demikian tiada terbatasnya ajaran maha mulia dari kitab suci Veda yang tidak terbatas, yang anadi (tanpa awal) dan ananta (tanpa akhir) berceceran di mana-mana, berusaha "menyapa" umat manusia tanpa batas dan tanpa pilih kasih.


Veda tanpa lelah menabur terus menerus, dengan dan dalam berbagai cara, untuk menyentuhkan ajaran-ajaran mulianya yang selalu tidak pernah terlepas dari bawaan Dharma (kebenaran, kemuliaan), Artha (tujuan-tujuan kesejahteraan dunia khususnya sehubungan dengan kebutuhan harta benda di dalam jalan Dharma), Kama (pemuasan berbagai keinginan di jalan Dharma), dan Moksa (pencapaian pembebasan dari segala keterikatan duniawi melalui jalan Dharma). Itulah Veda dan itulah kebanggaan umat penganut Sanatana Dharma.


Para Sanatana (para penganut ajaran Veda Sanatana yang langgeng) sangat berbangga mempunyai kitab suci yang senantiasa membanjiri umatnya dengan tetesan-tetesan hujan intan berlian tanpa henti. Semua itu diundang setiap saat oleh para Sanatani agar datang kepada dirinya, untuk membentuk serta mengarahkan dirinya pada kesempurnaan hidup sebagai manusia, lahir, batin, dan spiritual.


"A nah"-ya Tuhan Yang Maha Pemurah... Pengasih dan Penyayang..., semoga datang kepada kami.... "A nah"... biarkanlah datang kepada kami. "Bhadrah". segala kemuliaan, segala kebaikan, segala pemikiran-pemikiran mulia.... "Visvatah", dari segala arah.... Itulah doa harapan dan asaan setiap umat Sanatani memohon kasih Tuhan agar mengaruniai segala kemuliaan dari segala arah, dari mana-mana, dari setiap orang, dari setiap makhluk, dari setiap benda, dari segala arah, tanpa perkecualian. Kemuliaan ajaran Veda mengajarkan kepada umatnya agar hidup terbuka dalam kasih, menerima segala ajaran dari segala arah demi kemuliaan dan keluasan wawasan pandangan, kesadaran serta pengetahuannya. Veda tidak mengajarkan orang menutup diri terhadap ajaran-ajaran apa pun dan dari mana pun, sebab menutup diri dari kehadiran segala kemuliaan kepada diri merupakan tindakan bodoh dan wawasan sempit.


Sarasamuccaya 36 menyebutkan: apanikang dharma ngaranya, pada lawan ula, ri kapwan tan kinaniscayan larinira, dadyan saka lor, dadyan saka kidul, marikang ula, -- karena ajaran dharma itu laksana ular kehadirannya, tidak dapat dipastikan kehadirannya, bisa dari utara, bisa juga dari selatan (datangnya) ular itu. Dalam suatu kesempatan bisa terjadi, tanpa diduga-duga, kita mendapat sebuah pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam hidup kita dari seseorang yang tidak kita kenal.


Kalimat "dari segala arah" bisa juga diartikan dari berbagai sumber, bukan dari satu sumber saja. Bukan dari satu orang saja, satu kelompok saja, atau satu buku saja seperti yang telah disampaikan di atas. Kita bisa belajar kemuliaan dari anak kecil, dari orang yang umurnya lebih muda, dari orang yang kedudukannya lebih rendah, bahkan dari binatang dan tumbu-han, atau dari kitab mana pun.


Canakya Niti Sastra 2.16 mengajarkan: visadapyamrtam grahyam amedhyadapi kahcanam, nicadapyuttamam vidyam sti-ratnam duskuladapi (saringlah amerta meskipun ada dalam racun, ambillah emas meskipun ada di dalam kotoran. Pelajarilah ilmu pengetahuan keinsyafan diri walaupun dari seorang yang masih anak-anak atau orang kelahiran rendah. Dan juga meskipun seorang wanita lahir di keluarga yang jahat dan hina, tetapi kalau ia berkelakuan maha bijaksana ia patut diambil sebagai istri. Ajaran ini juga mengajarkan bahwa ke-muliaan bisa berasal dari mana saja dan hendaknya kita jangan mengabaikan kemuliaan itu.


Demikianlah, ketika orang sudah mendapatkan segala kebaikan serta kemuliaan di dalam dirinya, akibat dari doanya "a no bhadrah kratavo yantu visvatah" (semoga segala pikiran mulia datang dari segala arah), setelah segala ajaran mulia tersebut mendarah-daging di dalam dirinya, maka diizinkanlah dia "terbang" ke sana kemari tanpa lelah dan tanpa henti membawa dan membagi-bagikan segala jenis kemuliaan dalam kendaraan Divine Love dalam aroma kasih sayang spiritual. Kelelahan akan datang ketika orang tidak siap berbagi dalam ketulusan. Mereka yang tekun serta tulus ikhlas berbagi bersama sesama maka mereka tidak akan pernah mengenal kelelahan.


Dalam segala keadaan mereka akan segar dan senyum, dan juga dalam segala keadaan ia tidak akan pernah "rajin" menyalahkan yang lain. Ia akan tetap memberi serta berbagi kepada bahkan mereka yang selalu "berbahagia" mencari kekurangan dan kesalahannya. Tugas dari kupu-kupu adalah "kerja keras" mengumpulkan sari-sari bunga untuk dijadikan butter atau madu untuk dibagikan secara Cuma-Cuma kepada semua tanpa batasan. Barangkali itulah yang dapat kita pelajari dari hidup sang Kupu-kupu, Butterfly sehubungan dengan mantra Rg Veda ini "A no bhadrah kratavo yantu visvatah".


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.


Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id

Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Inilah Sosok Penemu Tari Gopala Yang Merupakan Penggambaran Aktivitas Pengembala