Taukah Kalian Ritual Unik Di Seraya Karangasem Yang Bertujuan Untuk Memohon Hujan ?

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Gebug Ende Seraya" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Budaya dan tradisi unik di wilayah Bali Timur atau wilayah Kabupaten Karangasem ini terkenal dengan tradisi perang, menampilkan atraksi heroik yang butuh keberanian dan adu nyali, seperti juga Gebug Ende Seraya yang merupakan perang rotan antara 2 petarung, kemudian ada perang pandan atau tradisi mekare-kare di Tenganan Pegeringsingan, perang pelepah pisang dan perang jempana di desa Bugbug, Mesabatan Biu atau perang dengan buah pisang di Tenganan Dauh Tukad dan Terteran atau perang api di desa Jasri.


Gebug ende adalah ritual pemanggilan hujan sekaligus permainan rakyat pada masyarakat Desa Seraya, Kabupaten Karangasem. Ritual ini dilakukan dalam bentuk permainan oleh laki-laki dewasa maupun anak-anak saat musim kemarau dan setelah berladang. Permainannya menggunakan alat yang disebut gebug dan ende. Tradisi Gebug Ende dimulai setelah pertempuran yang terjadi antara Kerajaan Karangasem dan Kerajaan Selaparang. Pasukan Kerajaan Karangasem terdiri dari masyarakat Desa Seraya, Desa Angantelu, dan Desa Bubug.


Pasukan ini memenangkan pertempuran akibat turunnya hujan lebat, yang kemudian diyakini sebagai pertolongan dari Hyang Widhi. Mereka kemudian kembali ke desa masing-masing setelah perang berakhir. Desa Seraya saat itu dilanda oleh kekeringan berkepanjangan. Mengingat kemenangan mereka dalam perang, para pasukan ini kemudian melaksanakan upacara memohon hujan kepada Hyang Widhi disertai dengan permainan peperangan. Sejak saat itu, ritual Gebug ende menjadi tradisi masyarakat Desa Seraya.


Ritual Gebug ende dilakukan dengan menggunakaan alat pemukul dan alat penangkis. Alat pemukulnya berupa rotan dengan panjang sekitar 1,5 meter hingga 2 meter yang disebut gebug. Sedangkan alat penangkisnya berupa anyaman kulit sapi kering dengan bentuk melingkar yang disebut dengan ende. Para pemain menggunakan pakaian tradisional Bali yang berwarna merah, kuning, hijau dan keemasan.


Ritual Gebug ende dilakukan oleh masyarakat desa Seraya Barat, Kabupaten Karangasem. Ritual ini juga dilakukan oleh masyarakat Desa Seraya Barat yang telah pindah ke Desa Patas, Kabupaten Buleleng. Permainan dilakukan dengan saling menyerang pemain lain dengan pemukul dan bertahan dari serangan menggunakan penangkis. Pementasan Gebug ende dilakukan pada tempat yang luas dan datar. Tempat pementasan dibagi dua dan dibatasi menggunakan tali dan bambu. Sebagian untuk pemain dan sebagian untuk penonton.


Desa Seraya yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Amlapura, perjalanan dari Denpasar kurang lebih 2,5 jam menggunakan mobil, setelah melewati objek wisata Taman Ujung Karangasem. Desa Seraya sendiri memang terletak di dataran tinggi, dimana kondisi geografisnya tanahnya cenderung tandus dan kering pada saat musim kemarau, sehingga kondisi seperti ini kurang menguntungkan bagi para petani juga.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/infosmkratnawartha.sch.id/balitourclub.net

Foto By : Rangkuman Google (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?