"Nganten Makedeng-kedengan Ngad" Pernikahan Yang Sangat Dilarang Di Bali Karena Bisa Membawa Petaka

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Pernikahan Mekedeng-kedengan Ngaad" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Nganten Makedeng-kedengan Ngad adalah adanya pertukaran antar anggota keluarga (umumnya antara dua keluarga) yang ditujukan untuk perkawinan. Ilustrasinya, ada keluarga A dan B. Keluarga A memiliki anak laki-laki dan menikahi anak perempuan dari keluarga B. Nah, keluarga B juga memiliki anak laki-laki dan mengambil istri dari keluarga A, sehingga seolah-olah dalam hal ini ada “pertukaran”.


Berbeda dengan Nganten Nyentana, Nganten Makedeng-kedengan Ngad sesungguhnya bentuk perkawinan biasa, namun dengan cara yang berbeda. Perkawinan Makedeng-kedengan Ngaad merupakan perkawinan yang menganut sistem barter (pertukaran). Umumnya perkawinan ini terjadi antara satu keluarga yang mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan yang saling dinikahkan dengan anak perempuan dan laki-laki dari keluarga lain. Misalkan, keluarga A menikahkan putranya dengan putri dari keluarga B. Beberapa tahun kemudian Keluarga A juga menikahkan putrinya dengan putra keluarga B.


Dalam perkawinan ini, terjadi pertukaran atau saling Tarik-menarik (makedeng-kedengan) anak perempuan antara kedua keluarga pertama dengan keluarga kedua.


Ngaad bahasa Bali bisa diartikan sebagai sembilu, pisau silet. Jika sembilu dan silet dibuat dengan baja, ngad terbuat dari bambu, kurang lebih sepanjang 15 cm, pipih kedua tepinya, diraut sangat tajam. Ngad biasanya untuk menggorok ayam, bebek atau babi. Makedengan ngaad berarti tarik-menarik ngaad, saling tarik pisau dari bambu penggorok leher ayam itu. Tentu kedua pihak akan berdarah-darah jika sembilu atau silet saling mereka tarik.

Perkawinan jaman dahulu tentu tidak sama dengan sekarang. Dulu mungkin perjodohan sering dilakukan. Saat ini perkawinan dilandasi dengan cinta dan komitmen kedua mempelai. Perkawinan Mekedeng-kedengan Ngaad tidak dianjurkan, konon jika pernikahan ini dilakukan salah satu keluarga akan mengalami musibah. Percaya atau tidak kembali pada pribadi masing-masing.


Menurut Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Merta Yoga, Nganten Makedeng-kedengan Ngad itu dilarang, karena sesuai istilahnya Makedeng-kedengan ngad itu bisa melukai. Melukai yang dimaksud adalah berbahaya bagi mempelai dan keluarganya.“Salah satu biasanya ada yang sering sakit,” ungkapnya.Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, selain mengalami penderitaan, salah satu mempelai atau keluarganya bisa sampai meninggal.

Lebih lanjut Ida Pandita menjelaskan, perkawinan ini berakibat kurang tenteram di keluarga, karena secara niskala (gaib), apabila keturunan dari suatu keluarga dengan keturunan keluarga lainnya melakukan perkawinan, kedua belah pihak keluarga tersebut dianggap telah memiliki ikatan kekeluargaan pula. Dengan demikian, mereka secara niskala sudah dianggap memiliki hubungan darah dan tidak lagi diperkenankan melakukan perkawinan. “Karena mereka dianggap sudah satu darah,” ujarnya.


Menurut Ida Pandita, sebisa mungkin perkawinan satu darah dihindari, termasuk Makedeng-kedengan Ngad. Selain secara agama hal tersebut tidak baik, secara biologis juga bisa mengakibatkan dampak buruk seperti cacat fisik maupun mental.“Kalau tidak yang melakukan perkawinan, keturunan yang terkena dampaknya.Seperti dahulu ada yang dijodohkan dengan misan (sepupu), itu tidak baik,” tegasnya.


Perkawinan yang ideal menurutnya, mengambil pasangan di luar hubungan keluarga.Tentunya hal tersebut juga tidak boleh sembarangan, karena harus memperhatikan kualitas calon pasangan. Bahkan, bagi yang percaya dengan patemuan (perjodohan sesuai hari lahir), tidak akan mudah mencari pasangan yang pas karena harus disesuaikan dengan urip berdasar waktu kelahiran.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.


Via : Pesonataksubali.blogspot.com/paduarsana.com/jurusapuh.com

Foto By : @matangivisuals (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?