Manusia Yang Berprilaku Mulia Akan Dikasihi Oleh Dunia Tapi Manusia Yang Berprilaku Tercela Akan Mendapat Yang Sebaliknya

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Dalam hidup ini kita sering tertangkap oleh kebanggaan palsu, tanpa kita sadari. Kita mencoba berbuat sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dan khayalkan akan dapat memuaskan diri kita, akan mampu memberikan kesenangan dan kenikmatan dunia yang langgeng.


Sering pula perbuatan tersebut bukan merupakan cetusan hati nurani, sebaliknya ia hanya merupakan sebuah kepura-puraan. Hanya sebuah alat untuk mencapai suatu keinginan pribadi dan/atau kelompok. Jika dicari sumber pokoknya, sesungguhnya setiap orang di dunia ini menginginkan "nama", pujian, kehormatan, kesenangan, dan lain-lain lewat harta. Oleh karena harta sepintas kelihatan dapat memberikan segala tujuan tersebut, seperti kehormatan, pujian dan lain-lain, maka orang beranggapan: tanpa uang orang tidak akan dilihat orang.


Anggapan tersebut mungkin ada benarnya, khususnya ia akan benar di lingkungan orang-orang dalam tingkat pemikiran/kesadaran seperti itu. Akan tetapi, tidak akan berlaku di dalam lingkungan orang yang memiliki pemikiran atau kesadaran di luar itu. Kitab suci Veda, sangat menekankan bahwa Acara adalah asal mula dari kehormatan dan pujian. Orang otomatis akan dipuji atau dihormati jika orang menekankan acara dalam hidupnya sehari-hari, jika ia berusaha menjauhi hidup dalam kepura-puraan.


Ada perbedaan yang sangat jelas antara dihormati karena harta dan dihormati karena tingkah laku yang baik. Respek atau hormat yang didapatkan karena tingkah laku yang terpuji adalah hormat yang sejati, yang keluar dari hati nurani terdalam, hormat yang tidak bikinan. Oleh karena itu, hormat tersebut memberikan berkah dan perlindungan kepada yang bersangkutan. Sedangkan dihormati karena rupa dan harta bersifat sangat sementara, terbatas, dan menyenangkan perasaan yang pasti disusul oleh keakuan palsu.


Dengan demikian, orang yang bertingkah laku agung dan mulia dikasihi oleh dunia bahkan dipuji-puji oleh para Dewa, dan selalu dihormati oleh dunia. Mereka yang bertingkah laku baik dan mulia hendaknya diketahui sebagai orang yang berhati bersih dan suci. Tidak ada tipu menipu di dalam hati orang seperti itu. Orang-orang yang berhati sucilah yang dapat menjadi pahlawan sejati bagi diri, keluarga, dan tentu saja bagi bangsanya.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id

Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?