Inilah Tradisi Neruna Cara Leluhur Yang Mengingatkan Kondisi Palemahan Kepada Generasi Muda

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Tradisi Neruna" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.


Neruna adalah salah satu tradisi yang telah diwariskan secara turun – temurun di Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu pada upacara Perejangan Sidumun atau hari ketiga Aci Usaba Goreng. Dalam prosesnya, sebelum tradisi ini dilaksanakan, seluruh sorpa (pemuda) dari Desa Adat Geriana Kangin berkumpul di Pura Puseh untuk melaksakan persembahyangan bersama.


Usai sembahyang, para sorpa ini diberikan pemahaman oleh Bendesa Adat mengenai apa saja yang diperkenankan dan tidak diperkenankan untuk dilakukan selama menjalankan tradisi “Neruna” ini. Setelah itu, sebagian sorpa langsung mengambil keranjang yang nantinya akan dipakai sebagai wadah jajan yang diberikan oleh warga ketika sorpa ini mendatangi rumah – rumah warga, sedangkan yang lain ada yang bertugas menabuh gambelan dan bertugas mundut senjata nawa sanga beserta kobernya.


Begitu semua siap, tradisi “Neruna” pun mulai dilaksanakan. Iring – iringan sanjata nawa sanga beserta gambelan berjalan mengitari batas desa adat sementara yang membawa keranjang bertugas masuk kerumah – runah warga untuk mengambil jajan yang sudah dipersiapkan. Jajan yang diberikan, umumnya berupa kiping, jaja bekayu dan jajan ginan. Nantinya jajan ini akan dibawa dan dikumpulkan ke Pura Puseh untuk diupacarai. Setelah diupacarai, jajan ini kemudian akan dibagi sesuai dengan jumlah sorpa yang mengikuti tradisi “Neruna” untuk dibawa pulang kerumah masing – masing.


Adapun makna dari sudut pandang niskala tradisi yang hanya diikuti oleh remaja laki – laki (Sorpe) ini sebagai salah satu simbolis bahwa Ida Bhatara yang berstana di Pura Puseh melalui para pemuda ini sudah melihat kondisi daripada palemahan (lingkungan) di Desa Adat Geriana Kangin. Sementara dari sisi Sekala, melalui tradisi “Neruna” ini para leluhur ingin mengingatkan kepada generasi muda khususnya di Desa Adat Geriana Kangin agar tau sampai dimana batas – batas wilayah Desa Adat. Sedangkan untuk yang mengambil jajan kerumah warga juga bertujuan agar pemuda itu selain menjalin silaturahmi juga tau posisi rumah dari warga Desa Adat.


Disinilah para pemuda jika beruntung bisa berkesempatan untuk berkenalan dengan tuan rumah apabila dirumah yang dikunjungi mereka ada pemudi (bajang) bahkan jika berjodoh bisa saja hubungan mereka sampai kejenjang yang lebih serius nantinya.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/balipuspanews.com

Foto By : Metrobali.com (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?