Inilah Fungsi Dan Tujuan Dari Upacara Bhuta Yadnya Yang Sebenarnya

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Bhuta Yadnya" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.


Bhuta Yadnya adalah upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan Bhuta Hita yang dibangun dari Panca Maha Bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.


Bhuta Yadnya sebagai bagian dari Upacara Panca Yadnya disebutkan bahwa yadnya yang ditujukan kepada Bhuta Kala yang mengganggu ketentraman hidup manusia, kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif yang sering menimbulkan gangguan serta bencana, tetapi dengan Bhuta Yadnya ini maka kekuatan - kekuatan tersebut akan dapat menolong dan melindungi kehidupan manusia dan alam semesta ini.


Adapun Tujuan Upacara Bhuta Yadnya ini juga untuk memohon kehadapan Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) agar beliau memberi kekuatan lahir bathin,

juga untuk menyucikan dan menetralisir kekuatan - kekuatan yang bersifat negatif yang disebut bhuta kala, sehingga dapat berfungsi dan berguna bagi kehidupan manusia.


Selanjutnya pengertian menurut filsafat agama bahwasanya Bhuta Kala merupakan suatu kekuatan yang timbul sebagai akibat terjadinya suatu kekuatan di alam semesta beserta dengan isinya sehingga menimbulkan ethos kerja. Kekuatan yang dimaksud dapat mengakibatkan terjadinya keharmonisan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit dan juga sebaliknya dapat mengakibatkan terjadinya ketidak harmonisan antara bhuana agung dengan bhuana alit.


Seiring berjalannya waktu.. keharmonisan tersebut terganggu dimana unsur bhuta yang negatif lebih dominan...karena terjadi ketidak seimbangan (lebih banyak negatifnya) maka diperlukan "penyeimbangan" agar harmonis kembali... dimana prosesi penyeimbangan unsur bhuta tersebut dalam agama hindu disebut Bhuta Yadnya...


Fungsi upacara Bhuta Yadnya adalah sebagai sarana untuk menetralisir (nyomya) semua kekuatan-kekuatan (bhuta) yang bersifat Asuri Sampad (sifat keburukan Bhutakala negatif) yang telah bersemayam ke dalam bhuwana agung (makrokosmos) dan Bhuwana alit (mikrokosmos), sehingga dapat mencapai bhuta hita (harmonis) agar keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara bhuwana agung dan bhuwana alit dapat dipertahankan secara berkesinambungan.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/sejarahharirayahindu.blogspot.com

Foto By : Hindu Alukta (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?