Hati-Hatilah Mengatur Keuanganmu Karena Saat Ini Apabila Manusia Tanpa Uang Bagaikan Perahu Tanpa Air

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Hubungan manusia dengan uang bagaikan hubungan antara air dan perahu. Tanpa ada air perahu tak bisa berlayar. Tapi perahu berlayar bukan mencari air, tapi mencapai pantai tujuan. Kalau perahu salah caranya berlayar, justru air itulah yang menenggelamkan perahu. Penumpang dan barang yang ada dalam perahu pun ikut tenggelam dan rusak karena air.


Demikianlah hubungan manusia dengan uang. Tanpa uang manusia tidak dapat banyak berbuat dalam menjalankan hidupnya untuk mewujudkan kebahagiaan. Namun demikian, kalau salah caranya manusia memaknai uang maka uang itulah yang menyebabkan manusia sengsara. Karena itu manusia dalam mengarungi samudera kehidupan harus memahami dengan baik berbagai aspek tentang uang.


Eksistensi uang pada hakikatnya sebagai sarana hidup yang di buat oleh manusia pada hakekatnya netral. Namun dalam eksistensinya uang itu memiliki dua dimensi. Uang bisa menjadi sarana untuk berbuat baik dan benar. Tetapi uang juga adalah sarana bukan tujuan. Agar uang tidak menimbulkan dimensi negatif, maka uang harus didudukan sebagai sarana bukan tujuan. Namun demikian, hendaknya tetap waspada bahwa uang mengandung energi menggoda yang sangat besar kekuatannya. Karena itu ada yang menyatakan kalau sudah mengenai soal uang jangankan dengan orang lain dengan diri sendiri pun tak boleh percaya begitu saja. Karena itu uang itu harus dimanagemen sedemikian rupa sehinga uang itu senantiasa membawa aspek positif.


Dalam kekawin Nitisastra IV.7 ada dinyatakan sebagai berikut: "Singgih yan tekaningyuganta kali tan hana lewiha sakeng mahadhana. Tan waktan guna sura pandita widagdha pada mengayap ring dhaneswara". Artinya: kalau zaman kali sudah datang tidak ada yang lebih bernilai daripada uang. Sudah susah dikatakan para ilmuwan, pemberani, orang suci maupun orang yang kuat semuanya pelayan orang kaya.


Memang merupakan suatu fakta sosial pada zaman kali ini secara umum uanglah yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada kehidupan umat manusia, sampai ada anekdot yang menyatakan uanglah yang mahakuasa. Tetapi dalam kali santarana Upanisad ada diceritakan bahwa Resi Narada bertanya pada Dewa Brahma: Sejak Pari Kesit dinobatkan sebagai Raja Astina dunia mulai memasuki zaman kali. Bagaimana menyelamatkan umat manusia dari kuatnya pengaruh uang pada kehidupan manusia. Karena dalam Sastra Agama dinyatakan uanglah yang paling dianggap bernilai pada zaman kali.


Hal ini dijelaskan oleh Dewa Brahma bahwa justru untuk meningkatkan zaman kali menuju kerta uanglah sebagai salah satu sarananya. Tanpa uang zaman kali tidak mungkin meningkatkan menuju zaman kerta. Uang akan menjadi sarana utama pada zaman kali menuju zaman Kerta apabila itu dieksistensikan dengan kuatnya kepercayaan dan pemujaan pada Tuhan. Demikianlah inti sari sabda Dewa Brahma kepada Resi Narada.


Dari sumber Susastra Hindu tersebut dapat dipahami bahwa uang itu pada hakikatnya adalah sarana hidup bukan tujuan. Selanjutnya sangat tergantung cara manusia menggunakan sarana tersebut. Kalau uang itu didapatkan dan digunakan berdasarkan konsep ketuhanan maka uang itu amat berguna mengantarkan manusia mendapatkan hidup bahagia lahir batin. Kalau uang itu sebagai tujuan yang dianggap paling bernilai maka uang itu akan dapat membawa kesengsaraan. Karena itu tempatkan/dudukkanlah uang sebagai alat mewujudkan Dharma. Pengusaha menanamkan modalnya dalam suatu bidang bisnis tertentu bukan untuk mendapatkan uang untuk dapat hidup berfoya-foya. Apalagi hidup berfoya-foya itu dapat membahayakan kesehatan dan dapat menimbulkan iri hati lingkungan sosial serta memboroskan sumber daya alam.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id

Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?