Binasakanlah Kesombongan Yang Ada Dalam Dirimu Maka Kedamaian Dan Kebahagiaan Akan Hadir Menghampirimu

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Setiap orang, betapapun hina dan nistanya ia, ia merasa punya "harga" dan ingin dihargai keberadaannya. Inilah yang kita sebut dengan harga-diri. Ia merupakan kebutuhan mental-psikologis yang sangat mendasar sifatnya. Kesombongan erat kaitannya dengan harga-diri. Tuntutan akan harga-diri yang berlebihan terekspresi berupa kesombongan. Makanya orang yang sombong atau angkuh juga disebut orang yang tinggi-hati; ia menghargai dirinya terlalu tinggi, secara berlebihan. Pada saat yang bersamaan, ia sangat haus akan penghargaan ini. Lontaran-lontaran seperti: "Dikiranya siapa aku ini?", "Memangnya dia siapa?", "Jangan samakan aku dengan orang-orang itu", atau yang sejenisnya, mencerminkan kesombongan ini.


Kesombongan bukan hanya menyerang mereka yang kaya, para pejabat tinggi, pintar, berstatus sosial tinggi, namun bisa menyerang siapa saja. Selama masih merasa lebih dari yang lainnya sehingga merasa pantas dihargai lebih, selama itu pula kesombongan bercokol secara laten di hati setiap orang. Bagi mereka yang sombong, kelebihan-kelebihan objektif bukan merupakan prasyarat mutlak untuk merasa lebih. Walaupun secara faktual mereka tak punya kelebihan apa-apa, mereka bisa saja tetap merasa lebih.


Kesombongan bisa mengambil banyak bentuk, kasar maupun halus, dari yang bersifat fisikal, mental, hingga yang bersifat spiritual. Sombong akan harta material, kecantikan tubuh, kesehatan badan, keturunan anak, sanak-keluarga, ras, kebangsaan, komunitas sosial eksklusif lainnya, hasil karya dari keterampilan atau keakhlian jasmaniah, merupakan beberapa bentuk-bentuk umum dari kesombongan yang bersifat fisikal. Sombong akan kepintaran, kecerdasan, kecendekiawanan, gelar akademis, hasil-hasil karya seni dan intelektual, kepribadian, adat-istiadat dan budaya yang dianut, kedudukan atau jabatan sosial-budaya, sosial-politik hingga sosial-religius, ketenaran dan yang sejenisnya, merupakan beberapa bentuk-bentuk umum dari kesombongan yang bersifat mental. Menyombongkan agama atau kepercayaan yang dianut," ajaran kerokhanian, pandangan hidup dan filsafat hidup yang dianut, jalan dan ilmu kerokhanian yang ditekuni, dikuasai, atau yang sejenisnya, merupakan beberapa bentuk-bentuk umum dari kesombongan yang bersifat spiritual.


Seseorang boleh jadi awalnya kelihatan rendah-hati, karena belum muncul rasa percaya-dirinya; namun selekas ia merasa berprestasi, merasa berhasil, kesombongan segera menyergapnya. Keberhasilan, kemenangan, perolehan atau pencapaian, umumnya merupakan pemicu utama munculnya kesombongan di permukaan. Tak sedikit orang yang tadinya (tampak) rendah-hati, tiba-tiba jadi sombong setelah memperolehnya.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.


Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id

Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?