Belajarlah Menjadi Manusia Yang Memberikan Pengaruh Positif Kepada Manusia Lain
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Pengaruh, darimanapun itu datangnya, memegang peranan yang sangat penting di dalan kehidupan kita. Bahkan, tak jarang ia malah sudah membentuk kehidupan kita sedemikian rupa hingga menjadi seperti sekarang ini. Pengaruh dari orang-orang yang kharismatik sangat besar di dalam suatu komunitas. Mereka seolah-olah menerima sebentuk otoritas unik dari kharsmanya itu. Anggota dari komunitas yang terkena pengaruhnya, umumnya akan dengan mudah mempercayai, tunduk dan mematuhi segala petunjuk atau instruksi-instruksinya, atau menjadi pengikutnya.
Oleh karenanya, orang yang punya bakat kharismatik, yang berpengaruh, juga akan sangat potensial menjadi seorang pemimpin dan dianggap sebagai aset oleh para praktisi politik, Untuk merangkul orang-orang seperti ini umumnya merupakan salah satu strategi penting bagi sebuah Partai politik untuk memenangkan senbanyak-banyaknya partisipan dan pemilih.
Kita sebetulnya tidak hanya menerima pengaruh dari lingkungan kita-apakah itu lingkungan alam ataupun lingkungan sosial, apakah itu baik ataupun buruk-kita pun sebetulnya memberi pengaruh yang serupa kepadanya, betapa kecilpun intensitas pengaruh yang mampu kita berikan. Setiap orang menerima dan juga memberi pengaruh serupa dari dan kepada lingkungannya. Akumulasi dari pengaruh dua-arah inilah yang memberi bentuk dan karakter yang unik, baik pada diri kita masing-masing maupun terisolir secara geograj misalnya, juga akan terisolir secara sosiokultural, dimana ia memperoleh keunikannya dari keterisolirannya ini.
Demikian juga kita, setiap individu, bila kita mampu, mengisolasikan-diri, secara mental sedemikian rupa, kendati secara superfisial tampak berbaur dengan lingkungan sekitar bisa menerima pengaruh yang sedemikian kecil dari lingkungan, namun tetap bisa memberi pengaruh besar dan menetukan kepada lingkungan. Etnis Cina di Indonesia dapat kita jadikan suatu contoh konkrit untuk fenomena ini.
Yang lebih unik lagi dalam fenomena ini adalah, besar-kecilnya dan kuat-lemahnya pengaruh yang kita terima dari luar, rupanya tidak semata-mata bergantung pada besar-kecil dan kuat-lemahnya bombardir dari berbagai pengaruh luar itu. Ternyata ada sejenis-katakanlah-'resistensi dan filtrasi alami' yang dipunyai oleh masing-masing individu maupun masing-masing komunitas sosial, yang mengatur sedemikian rupa sehinga menyebabkan seakan-akan kebal atau menerima pengaruh yang sangat minim dari luar.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)
Comments
Post a Comment