Tidak Perlu Berkompetisi Untuk Meraih Mimpi Karena Setiap Orang Punya Titik Suksesnya Sendiri
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Peradaban modern melatih dan membuat kita selalu berkompetisi untuk menjadi lebih cepat. Apapun yang dilakukan dengan lebih cepat dan jika menghasilkan kesuksesan, akan menjadikan diri kita mendapatkan decak kagum dari orang lain. Yah begitulah tuntutan jaman modern yang serba cepat dan harus terburu-buru, sampai sampai kita tidak bisa melihat apa yang telah kita perbuat sampai detik ini. Bagi kita yang baru memulai karir baru di suatu perusahan, karena tuntutan kompetisi sudah harus memikirkan bagaimana memikirkan posisi atasan dalam 2 atau tiga tahun lagi. Bagi teman kita yang baru berumah tangga sudah harus memikirkan bagaimana cepat cepat punya anak atau bagi saudara kita yang baru menjadi pedagang, harus buru-buru mencari usaha baru yang lebih menguntungkan.
Tidak ada yang salah memang dengan kompetisi yang sangat cepat ini, hanya saja kalau kita larut didalamnya, kita akan mendapatkan diri kita berjalan sangat jauh, dan tidak bisa lagi mengingat makna dari tahapan yang kita lalui. Proses yang kita lalui akan menjadi gersang, dan kehilangan makna serta akan hilang dengan berjalannya fungsi waktu. Inilah apa yang disebutkan oleh orang tua perjalanan yang terburu-buru. Melihat makna dari langkah demi langkah yang kita jalani memerlukan sikap yang lebih sabar.
Dalam kitab Sarassamuccaya dijelaskan bahwa di antara semua mahluk hidup hanya dilahirkan menjadi manusia sajalah yang dapat melakukan perbuatan baik atau buruk. Oleh karena itu, pergunakan sebaik-baiknya kehidupan ini untuk selalu berbuat baik. Karena itulah gunanya kita dilahirkan ke dunia ini. Hanya untuk memperbaiki kualitas hidup kita.
Kelahiran menjadi manusia pendek dan sangat singkat seperti halnya gerlapan kilat. Oleh karena itu, mari kita pergunakan sisa hidup ini, selagi badan masih kuat, hendaknya dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha dan ilmu pengetahuan. Sebab, tidaklah sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda seperti ilalang yang telah tua menjadi rebah dan ujungnya tidak tajam lagi. Kalau kita sudah tua maka kesempatan untuk melakukan perbuatan dharma tentulah tinggal sedikit karena hanya kematian sajalah yang akan dinantikannya.
Marilah bersama-sama mulai detik ini, kita pergunakan sebaik-baiknya kesempatan hidup ini untuk selalu melakukan perbuatan dharma. Karena kita tak akan pernah tahu kapan kita masih dapat hidup. Entah besok, lusa atau di hari yang lain pasti kita akan kembali ke asal kita. Namun, semua orang tentu berharap bahwa ketika kita kembali akan membawa sebuah perubahan yang lebih baik. Hidup seperti halnya kawah candradimuka sebagai tempat penempaan dan pembinaan semua manusia agar menjadi lebih baik
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/kemenag.go.id/hindu-dharma.org
Foto By : @_dw.artwork_ (ilustrasi)
Comments
Post a Comment