Mulai Sekarang Hapuskanlah Anggapan Bahwa Tanpa Uang Orang Tidak Akan Dilihat Orang
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
vedo'khilo dharmamulam
smrti sile ca tadvidam
acaras caiva sadhunam
atmanas tustir eva ca
(Manava Dharma Sastra 2.6)
Keseluruhan Catur Veda merupakan sumber utama dari hukum suci Dharma, selanjutnya barulah kitab-kitab Smrti, sila, acara, dan akhirnya adalah kepuasan sang iiri sejati.
Kitab suci Manava Dharma Sastra dipandang sebagai kitab terpenting dalam kumpulan kitab Dharma Sastra, atau Smrti Sastra yang memuat perihal aturan-peraturan untuk hidup di dunia ini dengan baik dan di jalan yang indah serta tidak melawan kesucian. Selain akhila-veda, keseluruhan kitab Sruti, yaitu Catur Veda, yang dalam 10 Mandala dari Rg Veda saja berisikan 10.589 mantra, Yajur Veda berisikan 1975 mantra, Sama Veda berisikan 1875 mantra, dan Atharva Veda berisikan 5.977 mantra. Ditambah lagi dengan kitab-kitab Smrti dan lain-lain, sesungguhnya Sanatana Dharma sangat kaya "mutiara dan berlian" yang mampu membuat hidup orang menjadi cerah cemerlang, baik secara duniawi maupun spiritual. Akan tetapi, penekanan tulisan ini tidak pada kemegahan sumber melainkan pada hal yang sangat penting, yaitu Acara.
Acara berarti tingkah laku yang baik dan benar, agung, mulia, tidak menyakiti hati orang, suci, memberikan kebahagiaan pada pelakunya. Tingkah laku orang-orang suci dinamakan sadacara, berasal dari kata sat (kebenaran) dan acara (tingkah laku). Apapun tingkah laku yang dilakukan oleh orang-orang suci dan bijaksana, tingkah laku itu menjadi acara. Sebab, orang suci bijaksana tidak mungkin akan bertingkah laku yang bertentangan dengan ajaran-ajaran kitab suci: 'Acara-laksano dharmau, Santac caritra-laksanau, Sad-hunai ca yathavattam, Etad acara-laksanam" Dharma dan acara tidak dapat dipisah-pisahkan. Ia berjalan bergandengan bagaikan anak kembar, sehingga biasanya orang mengalami kesulitan untuk membedakannya.
Terdapat satu istilah lagi yang mengandung pengertian sama dengan acara, yaitu kata sila. Sama-sama berarti tingkah-laku yang baik, terpuji, sopan, santun, mulia. Akan tetapi, kitab Sarasamuccaya memberikan sedikit perbedaan antara keduanya: "kuneng phala sang hyang ajin kinawruhan, haywaning sila mwang acara, sila ngaraning swabhawa, acara ngaraning prawrtti kawarah ring aji" guna sastra suci itu untuk diketahui dan diamalkan dalam sila dan acara, sila adalah pekerti pembawaan diri, acara artinya tingkah laku sesuai dengan ajaran agama.
Dalam hidup ini kita sering tertangkap oleh kebanggaan palsu, tanpa kita sadari. Kita mencoba berbuat sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dan khayalkan akan dapat memuaskan diri kita, akan mampu memberikan kesenangan dan kenikmatan dunia yang langgeng.
Sering pula perbuatan tersebut bukan merupakan cetusan hati nurani, sebaliknya ia hanya merupakan sebuah kepura-puraan. Hanya sebuah alat untuk mencapai suatu keinginan pribadi dan/atau kelompok. Jika dicari sumber pokoknya, sesungguhnya setiap orang di dunia ini menginginkan "nama", pujian, kehormatan, kesenangan, dan lain-lain lewat harta. Oleh karena harta sepintas kelihatan dapat memberikan segala tujuan tersebut, seperti kehormatan, pujian dan lain-lain, maka orang beranggapan: tanpa uang orang tidak akan dilihat orang.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : @kakang_photoworks (ilustrasi)
Comments
Post a Comment