Janganlah Bertanya Apa Yang Tuhan Berikan Tapi Tanyakan Apa Yang Kamu Berikan Pada Tuhan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Tamilata prathamam yajnasadham visa arirahutamrnjasanam
Urjah putram bharatam srpradanum deva agnim dhayaran-dravinodam
(Rg Veda 1.7.3.3)
"Wahai manusia, mari kita agung-agungkan Hyang Paramatma, yang merupakan Penyebab dari segala pekerjaan dan dari segala-galanya, yang memunculkan seluruh alam semesta dan segala pengetahuan serta merupakan Ayah dari semuanya, Beliaulah yang mengaruniai makanan dan minuman kepada kita semua. Janganlah meninggalkan Beliau untuk kemudian mengagungkan yang lain."
Mantra dari Rg Veda ini sangat jelas mengarahkan perhatian pemujaan hanya pada-Nya, hanya satu kepada-Nya. kepada Hyang Parama Kawi. Pemujaan dan pengagungan terhadap kekuatan di luar kemampuan manusia hendaknya diarahkan satu, hanya kepada Yang Tunggal dan tidak kepada yang lain selain Yang Tunggal. Ia merupakan kewajiban dan keharusan untuk dilakukan oleh insan-Nya. Tentu saja ketika insan tersebut mengakui dirinya ada yang menciptakan dan menjaga serta mengasihi setiap saat tanpa alasan apa pun, maka merupakan kewajiban baginya untuk mengagungkan Yang Tunggal, Sang Maha Pengasih dan Penyayang.
Akan tetapi, manusia mempunyai ribuan-ribuan dan jutaan-jutaan keinginan. Manusia menginginkan ini dan itu yang tidak terbatas. Dari satu keinginan bermunculan ribuan jenis keinginan lain lagi: keinginan di atas keinginan. Satu keinginan melahirkan ribuan keinginan, tanpa batas, tanpa putus. Mengalir terus tanpa henti. Ada yang berupa riak-gelombang kecil memukau dan mengasyikkan, ada pula gelombang "tsunami" maha besar menakutkan dan menghanyutkan serta kemudian menghancurkan semua dan segala-galanya.
Keinginan-keinginan yang banyak tidak terbatas tersebutlah yang pada akhirnya melahirkan pengingkaran pemujaan kepada Yang Tunggal. Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang-orang mulai mencari-cari "kekuatan-kekuatan" kecil yang memberikan tawaran penyelesaian masalah-masalah serta pemenuhan keinginan-keinginan dalam waktu yang singkat "instant". Mereka bersedia mening-galkan Dia Yang Tunggal, yang jelas-jelas sudah memberikan karunia-Nya yang tanpa alasan dan tanpa henti.
Kelemahan manusia yang paling mendasar dalam hal keyakinan adalah terkadang percaya akan sesuatu namun lemah dalam meyakini apa yang kita percaya itu. Maka, kendalikan nafsu atau keinginan itu, karena jika keinginan itu tidak terkendali maka akan menimbulkan penderitaan. Bekerjalah berdasarkan kewajiban dan lakukanlah kewajiban itu secara professional maka akan menemukan hasil yang maksimal. Itulah perwujudan dari hukum karmaphala
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id/kemenag.go.id
Foto By : @_dw.artwork_ (ilustrasi)


Comments
Post a Comment