Inilah Pahala Kesetiaan Suami Dan Istri dalam Ikatan Perkawinan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Pahala Suami Istri" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Pria dan Wanita memiliki sifat ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya dan hidup saling ketergantungan dan membentuk sebuah keluarga dimana wanita memiliki peran sebagai seorang istri dan pria berperan sebagai seorang suami. Keberadaan seorang pria tidak akan berarti apabila tidak ada seorang wanita begitu pula sebaliknya.
Pria dan wanita sejak awal keberadaannya telah tercipta sebagai dua manifestasi kekuatan yang berbeda yang pada satu sisi mereka dapat dilihat sebagai pengejewantahan dwaita ( dua hal yang berbeda ), yang karenanya sunia ini tetap terpelihara. Wanita juga dapat dilihat sebagai pengejewantahan adwaita ( dua hal yang tidak berbeda ). Hubungan antara pria dan wanita dalam perspektif agama Hindu yaitu dwaita dan adwaita mereka tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya karenanya adalah pemeliharaan hukum rwa bhineda yang abadi di dunia ciptaan ini.
Pahala kesetiaan suami/istri dalam perkawinan
Tujuan perkawinan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dilihat dari tujuan perkawinan tersebut, dimana setiap perkawinan menghendaki adanya keluarga yang bahagia dan kekal. Namun realita di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua rumah tangga dapat membentuk keluarga yang kekal dan sejahtra. Banyak sekali pasangan keluarga yang tidak berusaha memahami istri atau suaminya, kurang percaya mempercayai, kurang terbuka bahkan sering menyembunyikan hal-hal yang semestinya tidak perlu disembunyikan. Padahal langgeng atau retaknya hubungan keluarga sangat tergantung pada kepercayaan dan keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang perlu diragukan, disembunyikan atau dicurigai. Semestinya pasangan suami istri harus saling terbuka kepada masing-masing pihak dan harus dapat saling menghargai dan saling hormat-menghormati. Hal ini sangat penting dalam kehidupan berumah tangga baik secara lahiriah maupun spiritual. Hal ini sejalan dengan sloka yang diungkapkan dalam kitab Manawadharmasastra sebagai berikut :
Yatra naryastu pujyante
ramante tatra dewatah
yatraitastu na pujyante
sarwastlah ksiyah
Artinya:
Dimana wanita dihormati, disana para Dewa-dewa merasa senang, tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala.
(MDS III. 56)
Hal serupa juga diungkapkan pada sloka lain sebagai berikut:
Patim ya nabhicarati
Manowagdeha samyata,
Sa bhartri lokanapnoti
Aadbhih sadhwiti cocyate
Artinya:
Wanita yang mengendalikan pikiran, perkataan dan perbuatan tidak melanggar kewajibannya terhadap suaminya akan memperoleh tempat tinggal di sorga setelah meninggal, dan di dunia ini disebut sadhwi, istri yang baik dan setia. (MDS IX. 29)
Demikianlah ajaran Agama Hindu memberikan pedoman untuk dapat menciptakan suasana rumah tangga yang sejahtra baik lahir maupun bathin tanpa gangguan dan rintangan yang menghalangi dalam usaha untuk memperoleh keluarga yang kekal dan abadi.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/Phdi.or.id/rakaasmariani.wordpress.com
Foto By : @matangivisuals (ilustrasi)
Comments
Post a Comment