Hati Hatilah Dalam Bertutur Kata Sebelum Petaka Yang Mulai Berkata
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Motivasi" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
kata-kata ibarat sebuah pisau yang apabila sesuai dengan fungsinya dapat bermanfaat bagi diri kita namun, justru dapat merugikan diri kita apabila tidak diimbangi dengan ajaran Dharma serta pengucapannya yang sembarangan mampu mendatangkan musibah bagi diri kita.
Kitab Sarasamuscaya sloka 119 menyebutkan: “Apan ikang ujar yan rahayu, rahayu ta kojaranya, tan tunggal ikang sukha kapuhara denya, yadyapin rahayu towi, yan tan rahayu kang kojaranya, irikang majarakennya tuwi, ya pwa mapuhara lara”. Terjemahan bebasnya: “Perkataan yang bermaksud baik dan diucapkan dengan cara yang baik pula, akan menimbulkan kebahagiaan dan ketentraman hati. Walaupun perkataannya penuh dengan maksud-maksud baik, jika diucapkannya tidak dengan cara yang baik, akan dapat menimbulkan sakit hati”.
Satyameva jayate nanrtam satyena pantha vitato
devayanah yenakramantyrsayo
hyaptakama yatra tat satyasya paramam nidhanam
(Mundaka Upaftisad 3.1.6)
Hanya kebenaran yang selalu menang, bukan ketidakbenaran. Dari kebenaranlah jalan spiritual menyebar keluar, dengan mana para Maharesi yang keinginannya sepenuhnya terpenuhi, dapat mencapai tempat di mana harta karun tertinggi Kebenaran tersimpan.
Kata-kata adalah nyawa bagi mereka yang mengikuti jalan Dharma. Kata-kata adalah ciri terhormat bagi orang-orang yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Pada zaman dahulu orang-orang dalam mimpi pun tidak pernah berpikir untuk ingkar pada kata-kata yang sudah diucapkan. Mereka sangat menjunjung tinggi-tinggi nilai kata-kata yang sudah dikeluarkan dari bibirnya.
Orang-orang bijaksana akan sangat memperhatikan kata-katanya. Mereka akan mengeluarkan kata-kata hanya dan hanya setelah melalui saringan Wiweka Dharma (kebijaksanaan yang dilandasi oleh ajaran Dharma) di dalam pikirannya. Hanya setelah itu mereka akan mengeluarkan kata-katanya. Mereka sangat berhati-hati mengeluarkan kata-kata. Karena dari kata-kata orang bisa mati, dari kata-kata orang bisa bermusuhan, dari kata-kata seorang saudara kandung bisa menjadi orang tak dikenal lagi.
Kakawin Niti Sastra 5.3 menyebutkan: wasita nimitanta manemu laksmi, bahwa melalui kata-kata orang bisa mendapatkan harta kekayaan; wasita nimitanta pati kapangguh, melalui kata-kata juga orang bisa menemui ajalnya; wasita nimitanta manemu duhkha, dengan kata-kata orang bisa menemui kesengsaraan; dan wasita nimitanta manemu mitra, dengan kata-kata yang tersaring indah di dalam ajaran Dharma orang akan mendapatkan kawan baik. Akan tetapi, yang sangat indah untuk kita renungkan bersama adalah ajaran Yajur Veda tadi, semoga kita menemukan kebenaran di dalam kata-kata kita, berarti, kita hendaknya mengeluarkan kata-kata hanya jika ia mengandung kebenaran. Jika tidak, lebih baik mauna alias diam.
Dalam kehidupan ini kita sering berinteraksi dengan sesama manusia, jangan sampai karena perkataan kita yang tidak benar dapat menimbulkan bencana bagi diri kita sendiri. Sudah sepatutnya kita secara bijaksana mampu menggunakan kata yang kita ucapkan dengan penuh kesadaran untuk berbuat baik dalam prilaku kita sehari-hari. Karena dengan perkataan yang baik timbul prilaku dan pikiran yang baik pula.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id/hindu.web.id
Foto By : @_dw.artwork_ (ilustrasi)
Comments
Post a Comment