Tradisi Unik Para Petani Di Jembrana
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Tradisi Makepung" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Tradisi Makepung di Jembrana adalah hal menarik untuk anda ketahui dan dinikmati oleh wisatawan, memang Bali memiliki beragam budaya dan tradisi unik, sehingga menjadi penasaran dan ingin mengenalnya lebih dekat, beberapa tradisi yang cukup populer di pulau Dewata ini adalah pemakaman di desa Trunyan, Perang pandan (mekare-kare) di Tenganan, Omed-omedan dan Mekotek tradisi tersebut sangat erat hubungannya dengan kepercayaan beragama bagi umat Hindu pada desa bersangkutan.
Tradisi Makepung Jembrana sendiri cukup menarik dan populer di pulau Dewata Bali dan berhubungan dengan kegiatan para petani, kegiatan ini adalah merupakan sebuah pacuan hewan kerbau yang hanya digelar di kabupaten Jembrana atau Bali Barat, sehingga kabupaten ini dikenal sebagai “Bumi Makepung”, pada saat pacuan ini selalu diminati oleh banyak peserta dan banyak pengunjung yang ingin menyaksikan kegiatan ini.
Jika telinga anda sering mendengar bull race, maka di kabupaten Jembrana ini siap menggelar tradisi olah raga unik dengan pertandingan buffalo race. Pacuan hewan ini mirip seperti karapan sapi yang digelar di Madura, ataupun sapi Grumbungan di Kabupaten Buleleng. Namun Tradisi Makepung di Jembrana Bali ini menyajikan berbagai hal menarik seperti penampilan kerbau dan juga cara unik untuk menentukan para pemenangnya.
Atraksi ini dikenal masyarakat sekitar tahun 1920-an.
Atraksi Makepung di sawah ini berkembang sekitar tahun 1930 dan ada di masing-masing desa yang jokinya berpakaian seperti prajurit kerajaan di Jembrana zaman dahulu, yaitu memakai destar, selendang, selempod, celana panjang, saput poleng (warna hitam putih), tanpa alas kaki dan membawa pecut.
Dalam perkembangannya, Makepung kemudian dilakukan di jalanan yang ada di sekitar sawah. Jalan tanah berpasir merupakan lokasi favorit untuk balapan. Lintasan seperti ini mengharuskan peserta makepung melakukan beberapa perubahan agar balapan berlangsung lebih efektif. Perkembangan selanjutnya kurang lebih tahun 1960. Organisasi makepung dibagi atas 2 (dua) yaitu : blok Barat dari Ijogading ke Barat yang meliputi Banyu Biru, Kaliakah, Tegal Badeng, Moding, Pola Sari, Melaya sampai dengan Gilimanuk; Loloan Barat; Blok Timur termasuk di dalamnya Sebuah, Mendoyo, Poh Santen, Tegal Cangkring, Penyaringan, Yeh Embang, Yeh Sumbul, Yeh Leh. Pembagian ini untuk memudahkan mengurusnya.
Makepung yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/balitoursclub.net.com/kebudayaan.kemdikbud.go.id
Foto By : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment