Tempat Melukad Untuk Membersihkan "Dasa Mala" Dalam Diri Manusia
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Melukad Dasa Mala" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Dasa mala tergolong kedalam kelompok asubha karma, di samping ada tri mala, sad ripu, sad atatayi, dan sapta timira (Sura, 2001: 17). Dasa mala merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan susila, yang cendrung kepada kejahatan. Semua perbuatan yang bertentangan dengan susila hendaknya kita hindari dalam hidup ini agar terhindar dari penderitaan. Ada sepuluh macam sifat yang tidak baik atau kotor yang disebut dasa mala yang bersumber dalam slokantara sloka 84 (Hiraghindawani, 2005) tentang perbuatan buruk yang tidak dilakukan.
Adapun pembagian dari dasa mala yaitu :
1. Tandri, artinya orang yang malas, suka makan, dan tidur saja. Tidak tulus hanya ingin melakukan kejahatan.
2. Kleda, artinya berputus asa, suka menunda dan tidak mau memahami maksud orang lain.
3. Leja, artinya berpikir gelap, bernafsu besar, dan gembira melakukan kejahatan.
4. Kutila, artinya menyakiti orang lain, pemabuk dan penipu.
5. Kuhaka, artinya pemarah, suka mencari-mencari kesalahan orang lain, berkata sembarangan, dan keras kepala.
6. Metraya, artinya berkata menyakiti hati, sombong, iri, dan suka menggoda istri orang.
7. Megata, artinya berbuat jahat, berkata yang manis tetapi pamrih.
8. Ragastri, artinya bernafsu dan suka memperkosa.
9. Bhaksa Bhuana, artinya suka menyakiti orang lain, penipu dan hidup berfoya-foya melewati batas.
10. Kimburu, artinya penipu dan pencuri terhadap siapa saja tak pandang bulu, pendengki dan irihati.
TEMPAT MELUKAD DASA MALA :
Tukad Campuhan adalah sebuah tempat yg tepat guna membersihkan (melukat) sifat Rajase (dasa mala) dlm diri yg paling dahsat di bumi ini.
Tempat ''Melukat'' untuk membersihkan mala atau kotoran Lahir dan Bathin bagi pelaku Sepiritual dan pribadi tepatnya ya...di Tukad/Sungai "CAMPUHAN".
Ada beberapa tempat melukat di Tampaksiring yg sudah tersohor yaitu di Pura Tirta Empul dan Pura Mengening, namun ada lagi tempat melukat yg mulai populer yaitu Tukad Campuhan Tampaksiring.
Lokasinya tidak jauh dari jalan raya, namun belum popoler.
Di campuhan ini adalah awal bertemunya dua buah tukad (sungai) yg sangat jernih dan alami, adapun sumber airnya dari dua kabupaten yaitu Gianyar dan Bangli.
Adapun sumber air yg mengalir di sungai Campuan ini terdiri dari beberapa sumber mata air suci (tirta) yg ada di Tampaksiring al :
Pura Tirta Empul, Pura Mengening, Pura Gunung Kawi, Pura Taman Sari, Tirta Bulan dan sumber mata air yg lain baik dari Tampaksiring maupun dari Desa Selat Bangli.
Aliran air sungai ini sejak jaman dulu dipergunakan berbagai fungsi al :
tempat melukat, nganyut setelah ngaben, pengairan sawah, meditasi dan rekreasi.
Berlimpahnya air kehidupan (tirta) yg jernih nan "mistis" ini mengalir tanpa terputus sepanjang musim di sungai ini, sungainya dangkal, sangat cocok buat mandi bersama keluarga sambil menikmati keindahan alam.
Kondisi alam ini dari dulu masih utuh sampai saat ini. Pepohonan yg rindang, tebing dan jembatan layang terkesan sangat indah dan asri, sehingga tempat ini sangat tepat untuk melebur "Dasa Mala" dlm diri, membuat pikiran kita jadi "adem ayem" dan "tentrem".
Biasanya orang melukat pd saat bulan Purnama, Kajeng Keliwon dan hari raya umat Hindu atau liburan lainnya. Banyak sudah pengakuan dari para pengunjung dari luar kabupaten bahkan para touris yg telah merasakan mujijat melukat di Sungai Campuan ini. Mengingat fungsi Tukad Campuhan kedepan sangat strategis dan religius, maka saat ini perangkat desa mulai melakukan pembenahan dan penataan sebagai obyek wisata alam.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/rah-toem.blogspot.com
Foto By : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment