Simaklah Analogi Dua Atman, Jembatan Dan Kereta Dibawah Ini

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Atman" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Atman adalah jiwa yang merupakan percikan terkecil dari Brahman dan berfungsi sebagai sumber kehidupan : 

• Atman sebagai sumber citta dari sthula sariranya setiap makluk hidup. Dimana dalam atma jnana disebutkan bahwa kita datang dari Brahman, hidup dalam Brahman dan berkembang menuju kesadaran akan kemanunggalan dengan Brahman kembali.

• Sebagai penyebab kehidupan yang mana semua hasil dari karma melekat pada atman ini.

• Sehinga pada saatnya nanti, setiap atman dikatakan akan bertanggung jawab atas karma baik & buruk (subha asubha karma) atau amal dosa dari segala karmanya makluk yang bersangkutan.

• Dan itulah dikatakan yang menjadi perbedaan antara atman dan roh sebagai jiwa dari setiap mahluk yang akan selalu hidup walaupun dunianya telah berbeda.


Simaklah Analogi Berikut Ini :

Ada dua atman yang meminum sari buah Karma dari dunia perbuatan yang baik. Kedunya bersemayam pada tempat rahasia (di jantung), tempat utama dari Yang Maha Tinggi. Yang mengerti Brahman mengatakan tentang kedua hal ini sebagai bayangan dan sinar, dan juga (mereka yang menjalankan gryahasta) yang memelihara kelima api yajna dan mereka juga yang menjalankan upacara tiga api Naciketa.


Jembatan itu, bagi mereka yang melakukan yajna dan yang merupakan Brahman Yang Maha Tinggi bagi mereka yang ingin menyeberang kearah pantai sebelah sana yang tanpa ketakutan, semoga kita memahami api Naciketa. Dalam artian jembatan adalah pengetahuan tertinggi tentang brahman. Untuk itu yaknya yang tampa pengetahuan tidak ada gunanya.


R.V. 164.20 mengatakan ada dua bentuk atman yakni atman perseorangan (jivatman) dan semesta (paramatman). Tetapi bagaimana kedua atman ini dianalogiakn sebagai jembatan dan kereta? S.R mengatakan ini layaknya dua orang yang berjaan di bawah satu payung ketika kita mengatakan bahwa pembawah payung sedang berjalan. Maka kedua orang ini sama-sama berjalan dan menikmati buah dari payung tersebut. Sehingga dengan tidak sengah kedua orang tersebut mengambil peran dalam satu payung. Ada dua atman yang dimaksud disini atman individu dan alam semesta.


Dan untuk menghilangkan penderitaan atman ketika manusia itu meninggal dikatakan bahwa :

Agar tidak terlalu lama atma terhalang perginya disebutkan bahwa perlu badan kasarnya diupacarai yang disebut dengan ngaben yang bertujuan untuk mensucikan Atman dan mempercepat proses kembalinya unsur-unsur pembentuk badan kepada sumbernya karea dalam Atman Tattwa disebutkan. Pada dasarnya atman bersifat suci, namun setelah bersatu dengan tubuh, iapun kena pengaruh maya dengan segala bentuknya.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/sejarahharirayahindu.blogspot.com

Foto By : hindu alukta

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?