Rahasia Kematian yang Terang Dalam Masa Kehidupan

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Rahasia Kematian" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Faktor kunci di alam kematian adalah samskara [kesan-kesan pikiran] kita sendiri. Perjalanan atma di alam kematian digerakkan oleh energi yang sama dengan energi yang membentuk pikiran. Kecenderungan pikiran yang negatif saat kematian akan membawa kita menuju alam-alam yang gelap dan sebaliknya kecenderungan pikiran yang positif saat kematian akan membawa kita menuju alam-alam yang terang. Karena lapisan badan kita di alam kematian digerakkan oleh bahan-bahan energi yang sama dengan yang membentuk pikiran kita. Sehingga setelah mati kita kemudian akan tinggal atau pergi terbawa pada salah satu alam-alam halus yang paling sesuai dengan kualitas dan kecenderungan pikiran kita sendiri.


Dengan kata lain, faktor paling menentukan dalam menyambut kematian adalah bagaimana evolusi keadaan bathin kita semasa kehidupan dan keadaan bathin kita di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan kita akan berakhir. Itulah yang akan sangat menentukan kita akan pergi kemana. Mereka yang saat kematian tidak siap, penuh ketidakrelaan karena keterikatan duniawi, penuh rasa sakit, takut, ragu, bingung, melawan, apalagi dalam sifat kejam [tanpa welas asih], dalam kemarahan-kebencian, sangat mungkin nantinya pada proses kematian akan memasuki perjalanan yang gelap.


Inilah sesungguhnya yang dimaksud dengan kematian salah pati. Sebaliknya, kalau di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan berakhir, kita mengalami kedamaian bathin, sangat mungkin nantinya pada proses kematian akan memasuki perjalanan yang terang. Dan yang paling baik [kalau memungkinkan] tentunya kita bisa amor ring acintya, menyatu dengan “yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan”. Jiwa yang sudah terbebaskan [jivan-mukti] akan seketika mengalami moksha [pembebasan sempurna].


Karena itu sangat penting diinformasikan kepada orang-orang yang akan meninggal, di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan akan berakhir, sangat penting mengalami menit-menit dan detik-detik terakhir yang shanti [damai]. Di jalan dharma kematian adalah perjuangan spiritual yang paripurna. Itulah sebabnya bagi para yogi, para mpu, para danghyang, para maharsi, mengajarkan bahwa tugas spiritual pokok manusia semasa hidupnya adalah membina diri melenyapkan sad ripu [enam kegelapan bathin] dan menumbuhkan sifat penuh welas asih dan kebaikan. Gunanya agar ketika kematian itu benarbenar datang, kita sudah sangat siap dan bisa mengalaminya dalam keadaan yang sangat shanti [damai].


Bhagavad-Gita menjelaskan dua jalur perjalanan jiwa setelah kematian. Salah satunya adalah jalur Uttarayana, juga dikenal sebagai jalan terang atau jalan dewa.


anir jyotir ahah suklah

sanmasa uttarayanam

tatra prayata gachchhanti

brahma brahmavido janah


Api, ahaya, siang hari, purnama dan enam musim matahari berada di Uttara (Uttarayana) 

Jika saat itu ajal tiba orang yang mengatahui Brahman pergi menuju pada Brahman. (Bg.8.24)


Dia yang meninggal ketika Uttarayana dan mengetahui keberadaan Brahman maka dia tidak akan lahir kembali. Dan jalan yang lainnya adalah jalan Daksinayana, juga dikenal sebagai jalan gelap dan jalur pitra.


dhumo ratris tatha krishnah

sanmasa dakshinayanam

tatra chandramasam jyotir

yogi prapya ni nivartate


Asap Malam hari, bulan mati dan enam musim matahari ada di selatan (Daksinayana)

Jika saat itu ajal memanggil Sang Yogi yang mencapai cahaya Bulan akan dilahirkan kembali (Bg. 8.25)


Bagaimana cara mencapai jalan Uttarayana ? Krishna memberikan petunjuk dalam ayat-ayat berikut:


"Mengontrol semua indria dalam tubuh, dengan pikiran yang fokus, memperbaiki prana dalam diri di bagian atas kepala, membangun diri dalam Yoga, mengucapkan AUM , yang merupakan Brahman, dan meningatku saat ajal memanggil maka ia mencapai tujuan tertinggi. (8,12-13) 


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/pasramanganesha.sch.id

Foto By : Boombastis.com

#pesona_taksubali


Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?