Perhatikan ! Inilah Cara Pengucapan Mantra Yang Benar Dan Jangan Keliru
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Mantra" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Secara etimologi mantara berari “itu yang melindungi” (tra = melindungi) ketika diulang-ulang atau direnungkan (man= berpikir, merenungkan). Kata mantra memiliki dua arti: bagian puitis dari Veda dan, nama-nama dan suku kata yang dipergunakan untuk melakukan permohonan kepada Tuhan atau para Dewa. Yang pertama bersifat Ceda dan yang kedua Tantrik (Mantra Samhita, 2013 : 6).
Dikatakan juga bahwa mantra adalah satu kata atau ucapan yang mengandung makna atau kekutan spiritual. Di dalam buku John Grimes (1948 : 187) yang berjudul A Concise Dictionary of Indian Philosophy dijelaskan bahwa menurut filsafat Sakta, mantra menyelamatkan orang yang merenungkan makna dari mantra itu.
Di dalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra (Dr. L. R. Chawdhri, (2003 : 97) dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Seseorang juga dapat mencapai kesehatan yang baik, nasib baik dan kemenangan atas musuh dengan mengucapkan mantra tertentu.
Di dalam melakukan mantra atau pemujaan kepada Sanghyang Widhi Wasa ada beberapa cara antara lain:
• Dengan mengucapkan kata suci atau Mantra
• Dengan menggunakan bahasa simbol dalam bentuk Upakara.
• Dengan menggunakan Upakara dan Mantra sekaligus, yang lazim disebut Yajna Upakara (Mantra Samhita, 2013 : 15).
Mengenai pengucapan mantra dalam Veda hal khusus yang harus kita pahami bersama ialah sejauhmana pemahaman dan pendalaman kita terhadap penguasaan bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta dengan berbagai jenis lafal dalam pengucapan huruf harus sesuai dengan konsonan dan vocal serta jenis svaracihnani yang mengikutinya. Apabila pengucapan bahasa Sansekertanya sudah mampu dikuasai dengan baik maka dapat kita lanjutkan dengan maksud dan tujuan dari mantram yang diucapkan. Kebenaran pengucapan dan sesuai dengan maksud dan tujuan mantram maka segala sesuatu yang kita inginkan sesuai dengan mantram yang diucapkan niscaya maksud dari mantram yang diucapkan berulang-ulang dan terus dimohonkan nantinya dapat terwujud. Tiga alternative untuk mengucapkan mantra yaitu :
1. Vaikari artinya diucapkan dengan suara yang cukup keras sampai terdengar oleh orang lain.
2. Upamshu artinya mantra diucapkan dengan cara berbisik, bibirnya bergerak tetapi suaranya tidak terdengar oleh orang lain.
3. Manasika artinya mantra diucapkan dalam hati, dengan mulut tertutup rapat.
Mengenai sikap dalam mengucapkan mantara dilakukan dengan tangan berbentuk kojong yang disebut Deva Pratistha, yang mengandung arti filosofis manunggaling (menyatukan) bayu, sabda, idhep yaitu manunggalnya tenaga, ucapan dan pikiran atau terpusatnya cipta, rasa dan karsa, yang dapat menimbulkan perasaan atau suasana spiritual dari mantra itu.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/mutiarahindu.com/pasraman.com
Foto By : puja shanti
Comments
Post a Comment