Mengungkap Misteri Suara dan Jenis Kulkul di Bali Yang Sudah Jarang Dihiraukan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Suara Dan Jenis Kulkul" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Kulkul adalah alat bunyian yang merupakan umumnya terbuat dari kau dan benda peninggalan para leluhur. Selain di Bali Kulkul yang lazimnya disebut dengan kentongan hampir terdapat di seluruh pelosok kepulauan Indonesia. Kulkul dijadikan alat komunikasi tradisional oleh masyarakat Indonesia. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kulkul lebih populer dengan nama "Tongtong." Sedangkan pada zaman Jawa-Hindu kulkul disebut "Slit-drum" yaitu berupa tabuhan dengan lubang memanjang yang terbuat dari bahan perunggu.
Pada masyarakat Bali, istilah kulkul ditemukan dalam syair Jawa-Hindu Sudamala. Beberapa lontar Bali juga menyebutkan keberadaan kulkul seperti Awig-awig Desa Sarwaada, Markandeya Purana, dan Siwa Karma. Keempat naskah kuno Bali ini mengungkapkan pentingnya kayu bermakna pikiran dalam kehidupan manusia yang biasa disebut dengan kulkul. Kayu erat hubungannya dengan manusia, sementara kayu adalah bahan dasar dari kulkul.
Jenis kulkul ada beberapa macam seperti kulkul pura, kulkul bale banjar, kulkul puri, kulkul seka subak, kulkul seka truna dan yang lainnya.
- Kulkul pura adalah kulkul yang ada dipura serta dibunyikan ketika ada kegiatan upacara dipura
- Kulkul puri adalah kulkul yang ada di puri serta difungsikan pada kegiatan yang bersifat kemasyrakatan di puri, upacara adat puri dan odalan di merajan puri
- Kulkul bale banjar sifatnya lebih umum dan serba guna, karena menyangkut dalam berbagai kehidupan sosial kemasyarakatan baik adat maupun agama. Demikian juga memberitahukan kepada semua warga banjar ketika ada panca baya seperti kebakaran, banjir, orang mengamuk dan kasus lainnya.
- Kulkul subak untuk memeritahukan kepada para petani untuk rapat, berkukumpul dan lainnya.
Biasanya jika ada kebakaran,gempa, gunung meletus banjir ( bencana alam) maka suara kulkul bulus ngempang yakni suara kulkul dalam tempo yang cepat,lama,dan tak putus-putus.
Apabila ada kerusuhan atau serangan musuh maka suara kulkul bulus nerugtug kerungah rungah yakni terengah-engah. Dan apabila ada acara kematian maka bunyi kulkul hanya tiga kali tung,,,tung,,,,tung,,,
Untuk menyebutkan suatu keadaan, umat Hindu Bali menggunakan istilah "ala ayuning dewasa" artinya dewasa yang baik dan dewasa yang kurang baik. Kedua hal ini sulit dipisahkan bahkan selalu berdampingan. Demikian pula dalam pembuatan sebuah kulkul dari kayu biasa menjadi sebuah alat bunyian bernilai sakral dan keramat, harus mengalami pemrosesan yang cukup panjang. Dimulai dari mencari bahan, menebang kayu sampai kepada proses pembuatannya harus melalui serentetan upacara. Para pembuat kulkul harus melakukan tahap-tahap upacara guna mencari dewasa yang baik dan menghindari dewasa yang kurang baik, dari awal hingga akhir pembuatan kulkul. Sampai kepada tahap melepaskan sebuah kulkul juga harus melalui sebuah upacara. Apabila tahapan upacara sudah dilaksanakan maka kulkul telah memiliki kekuatan magis dan dianggap sebagai benda suci serta keramat.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/baliexpress.jawapos.com/uun-halimah.blogspot.com
Foto By : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment