Manusia Hendaknya Memanfaatkan Hidup Manusianya Demi Kemuliaan Yang Lain
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Sat Purusa" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Eke sat-purusah pararthaghatakah svartham parityajya ye
Samanyastu pararthamudyamyabhrtah svarthavirodhena ye
Te'mimanusaraksasah parahitam svarthaya nighnanti ye
Ye tu ghnananti nirarthakam parahitam te ke na janimehe
(Bha. Niti Satakam 74)
Sat Purusa adalah orang-orang yang melakukan kebaikan demi kemuliaan yang lain tanpa motif kepentingan pribadi. Orang-orang pada umumnya melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan untuk dirinya tetapi juga melakukan untuk kebaikan yang lain. Orang-orang dalam sifat keraksasaan melakukan perbuatan demi kebaikan dirinya akan tetapi ia lakukan juga perbuatan yang mengacaukan pekerjaan orang lain. Akan tetapi, tidak diketahui kesetaraan level orang-orang yang tidak melakukan perbuatan kebaikan untuk dirinya tetapi juga tidak membiarkan orang lain melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Sloka di atas adalah kutipan dari karya seorang Raja suci dan sangat terpelajar bernama Bhartr-Hari. Banyak karya terkenal dari Raja Bhartr-Hari antara lain Vakyapadiya, yaitu karya hebat dalam tata bahasa Sanskerta. Karya terkenalnya yang ke dua adalah Shataka-traya, yaitu tiga buah karya untaian seratus sloka, yaitu Niti Srenggara, dan Vairagya Shatakam. Ada beberapa cerita yang menghubung-hubungkan dengan keputusan beliau untuk meninggalkan kerajaan dan memberikan tampuk pemerintahannya kepada adiknya yang bernama Vikramaditya.
Kitab-kitab suci Veda memberikan ajaran-ajaran mulia untuk menyemangatkan orang agar memilih untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan demi kemuliaan yang lain tanpa kepentingan apa pun di balik perbuatan baik dan mulia yang dilakukannya, selain hanya demi kemuliaan hidup yang lain. Kitab Mahabharata memberikan perumpamaan sangat indah, sebagai berikut:
Paropakarayaphalanti vriksah, bahwa pepohonan memberikan buah hanya demi kemuliaan yang lain. Jika pepohonan berbuah hanya demi dirinya sendiri maka ia akan berbuah hanya satu dua biji saja lalu jatuh ke tanah dan menjadi pupuk untuk dimakan sendiri oleh pohon tersebut. Akan tetapi, pepohonan memberikan buah terlalu banyak, sampai-sampai cabang dan rantingnya merunduk ke bawah hingga menyentuh tanah untuk memberikan buah yang sangat banyak kepada yang lain.
Paropakaraya vahanti nadyah, sungai-sungai juga mengalir hanya demi memberikan kemuliaan kepada yang lain, membuat bumi menjadi subur makmur sehingga manusia, binatang, dan bahkan segala jenis tumbuhan bisa hidup aman, damai, dan sejahtera di atas muka bumi ini.
Paropakaraya duhanti gavah, demikian pula sapi-sapi memberikan susu hingga 35, 25 liter atau 15 liter per hari. Itu semua dipersembahkan demi kemuliaan hidup yang lain.
Akhirnya kitab Mahabharata mengingatkan, seperti itulah hendaknya umat manusia membawakan hidupnya di dunia ini, sebagaimana sapi, sungai, dan pepohonan melakukan kemuliaan demi yang lain. Manusia hendaknya memanfaatkan hidup manusianya demi kemuliaan yang lain, itulah tujuan Tuhan mengaruniai badan manusia (paropakarartham idam sariram).
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : @ardibebangkan
Comments
Post a Comment