Ketenangan Dalam Hidup Tergantung Dari Cara Dirimu Mengendalikan Sifatmu
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Dasa Nyama Brata" sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Dasa Nyama Bratha adalah sepuluh macam atau jenis pegangan bagi manusia yang hendak mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan hidup di dunia ini (Wigama, dkk, 1995:75). Bila kita cermati secara arif sesungguhnya ke sepuluh pegangan batin itu merupakan sadana melaksanakan dharma untuk mencapai tingkatan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut moksa.
Dasa NYama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri yang utama, yaitu :
1. Dhana artinya suka berderm tanpa pamrih.
2. Ijya artinya pemujaan terhadap Hyang Widhi dan leluhur.
3. Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi agar dapat mencapai ketenangan bathin.
4. Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran kepada HYang Widhi.
5. Upasthanigraha artinya pengendalian hawa nafsu birahi.
6. Swadhyaya artinya tekun mempelajrai ajaran-ajaran suci dan pengetahuan umum.
7. Bratha artinya taat akan sumpah dan janji.
8. Upawasa artinya berpuasa atau pantang terhadap suatu makanan dan minuman yang dilarang dalam ajaran agama.
9. Mona artinya membatasi perkataan.
10. Snana artinya tekun melakukan penyucian diri tiap hari dengan jalan mandi dan sembahyang.
Pengamalan dari ajaran dasa nyama bratha tersebut di dunia inilah tempatnya. Selama manusia hidup dan berkehidupan memiliki kewajiban moral mempertahankan dan menumbuh kembangkan sifat dan sikap berbudi luhur. Sebab dari perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari inilah dapat diketahui tingkatan keluhuran mental manusia itu sendiri. Oleh karena itu orang dinilai memiliki mental baik, bermental sehat dan utama hanya dapat diperhatikan dari cara seseorang berperilaku, (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015: 307).
Untuk mendapatkan mental yang baik, sehat dan utama sebagai langkah awalnya adalah seseorang wajib dapat menghayati dan mengamalkan ajaran yang menjadi anjuran dalam dasa nyama brata, seperti misalnya; pengekangan terhadap hal-hal yang negatif, pengekangan terhadap jasmaniah, pengekangan terhadap kata-kata atau suara, pengekangan terhadap makan dan minum, disertai dengan tekun mempelajari kitab suci Veda dan ilmu lainnya yang bersifat umum, tekun bersembahyang atau melakukan pemujaan kepada sang hyang widhi wasa, kepada para Deva atau leluhur dibarengi pula dengan pembersihan diri berupa mandi setiap pagi, siang dan petang hari serta beramal atau melakukan dana punia yaitu suka berdharma atau amal sedekah kepada orang lain dan sesama hidup.
"Sasi wimba haneng ghata mesi banu Ndanasing, suci nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin Ring ambeki yoga kiteng sakala".
Terjemahan:
"Bagaikan bulan di dalam tempayan berisi air, di dalam air yang jernih tampaklah bulan, sebagai itulah dikau (Tuhan) dalam tiap makhluk, kepada orang yang melakukan Yoga engkau menampakkan diri", (Arjuna Wiwaha 11.1).
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/mutiarahindu.com/hindu-batam.com
Foto By : mutiara hindu (ilustrasi)
Comments
Post a Comment