Inilah Makna Dan Peranan Api Yang Sesungguhnya Dalam Kehidupan
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Jenis Api Dalam Yadnya" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Api merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam upacara agama Hindu. Penggunaan api sangat banyak kita jumpai sesuai dengan jenis yajna yang dilaksanakan. Ada yang menggunakan dupa, dipa, api, takep, pasepan dan lainya sebagainya.
Api dalam keyakinan umat Hindu memiliki peranan dan makna yang sangat penting, dalam hubungannya dengan kegiatan ritual yadnya yang sebagaimana disebutkan bandanayudha dalam ritual segehan pada masyarakat Bali, api dapat berwujud :
• dupa, apinya sebagai lambang Dewa Agni
• api takep ‘api yang dibuat dalam dua buah sabut kelapa’.
dll
Dhupa atau dupa adalah nyala bara yang berisi wangi-wangian atau astanggi yang dipakai dalam upacara dan untuk menyelesaikan upacara. Dipa yaitu api yang nyalanya sebagai lampu yang terbuat dari minyak kelapa. Api takep yaitu api sebagai sara upacara dengan nyala bara yang terbuat dari kulit kelapa yang sudah kering (sabut kelapa). Pasepan yaitu api sebagai nyala bara yang ditaruh diatas tempat tertentu atau dulang kecil yang di isi dengan potongan kayu kering yang dibuat kecil-kecil. Kayu yang dipergunakan biasanya yang harum seperti kayu menyan, cendana, kayu majegau, dan lainya. Semua penggunaan api diatas memiliki makna tertentu. (Susila, dkk. 2009:77)
Dupa atau api yang digunakan dalam ritual itu mengandung makna sebagai lambang Dewa Brahma sebagai saksi atas ritual yang dilakukan.
• Brahma sebagai Dewa Api yang memiliki fungsi dan peranan sebagai penerang jiwa orang yang menggunakannya.
• Asap yang ditimbulkan oleh dupa atau api takep yang membumbung ke udara diyakini sebagai penghantar ritual kepada para para dewa dan bhuta kala.
Api yang memiliki sifat yang sama dengan matahari juga diyakini sebagai simbol Dewa Matahari yang dalam masyarakat Hindu dikenal dengan Sang Hyang Surya atau Sang Hyang Tigawelas atau Sang Hyang Triyodasasaksi.
Wujud ritual dupa diandaikan bahwa dalam ritual tersebut telah hadir Sang Hyang Triyodasasaksi ‘tiga belas unsur Tuhan sebagai saksi’ yang menyaksikan ritual sehingga menjadi sah adanya.
Dalam rangkuman materi agama Hindu disebutkan tiga macam api ditinjau dari fungsinya disebut dengan Tri Agni, yaitu :
Ahawaniyagni = Api untuk memasak di dapur.
Grahaspatyagni = Api yang dipergunakan waktu upacara perkawinan sebagai saksi.
Citagni/Daksinagni = Api yang digunakan untuk membakar mayat/ Ngaben.
Dupa merupakan lambing aksara tattwa, dan dipa adalah lambang sakti tattwa. Dijelaskan arti dupa bahwa:
“wijil ing dhupa sakeng wisma, dipa sakeng Ardha candra landepi sembah”.
Terjemahan:
“bahwa tajamnya sembah sakti itu (dengan) dhupa yang tercipta dan Wisma (sarwa alam) dan dipa yang terdiri dan Ardha Candra (bulan sabit) atau dengan istilah lain bahwa terwujudnya cipta pujaan itu akan dapat diintensifkan dengan mempergunakan dhupa dan dipa itu:” (Wedaparikrama:103)
Penggunaan api sebagai sarana upacara agama juga disebut dengan agni. Peranan api dalam upacara agama sangat penting sekali seperti dijelaskan dalam Wedaparikrama:44-45, bahwa api adalah pengantar upacara yang menghubungkan antara manusia dengan Sang HYang Widhi Wasa, Agni adalah Dewa yang mengusir Raksasa dan membakar habis semua mala sehingga menjadikanya suci, Agni adalah pengawas moral dan saksi yang abadi, agnilah yang menjadi pemimpin upacara Yajna yang sejadi menurut Veda.
Dikatakan bahwa suatu upacara yadnya belum lengkap kalau tidak ada unsur api di dalamnya, sebab dengan api umat Hindu dapat melaksanakan upacara dengan sempurnah, api untuk penyucian, dapat menghalau roh-roh jahat atau mendatangkan pengaruh-pengaruh baik karena api sebagai pengantar, sebagai pemimpin upacara dan juga saksi.
Dalam agama Hindu api yang sangat diharapkan yakni api yang mengeluarkan asap harum, dan yang tidak diharapkan api yang terbuat dari lilin karena tidak mengeluarkan asap berbau harum. Sedangkan untuk Dipa, Dupa, dan lainya memang sudah dirangkai khusus agar mengeluarkan bauh harum yang dilengkapi dengan kemenyn, gula, kulit duku, kayu cendana, kayu majegau dll.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/mutiarahindu.com/sejarahharirayahindu.blogspot.com
Foto By : mutiara hindu
Comments
Post a Comment