Inilah 10 Sifat Dan Perilaku Yang Wajib Kamu Hindari Dalam Kehidupan

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Dasa Mala" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Menurut ajaran Agama Hindu tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan didunia dan kebahagiaan setelah kematian. Kesejahteraan di dunia dapat dicapai dengan dharma, artha dan kama. Ketiganya ini (dharma, artha, kama) merupakan satu kesatuan, dalam artian manusia baru dapat merasakan bahagia bila artha terpenuhi dan rasa aman didapat (Ngurah, 2006: 69). Untuk mendapatkan rasa aman diperlukan adanya hubungan yang harmonis dalam hubungannya dengan yang lain. Oleh karena itu, dalam hidup bersama diperlukan tatanan hidup berupa peraturan-peraturan yang nantinya dapat memberikan kebahagiaan dalam hidup ini untuk mencapai kebahagiaan secara jasmani dan rohani yang dijalankan dengan seimbang.


Dalam kehidupan ini banyak hal-hal yang bertentangan dengan dharma, dalam agama Hindu disebut dengan Dasa Mala yang merupakan salah satu bentuk dan dari asubha karma atau perbuatan yang tidak baik. Dasa Mala merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan susila, yang cenderung pada kejahatan. Penderitaan bersumber dari kebingungan yang membangkitkan sifat rajah dan tamas. Jadi dasa mala adalah sepuluh perbuatan yang buruk yang hendaknya harus dihindari (Sura, 2001).


BAGIAN - BAGIAN DASA MALA

Dasa mala tergolong kedalam kelompok asubha karma, di samping ada tri mala, sad ripu, sad atatayi, dan sapta timira (Sura, 2001: 17). Dasa mala merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan susila, yang cendrung kepada kejahatan. Semua perbuatan yang bertentangan dengan susila hendaknya kita hindari dalam hidup ini agar terhindar dari penderitaan. Ada sepuluh macam sifat yang tidak baik atau kotor yang disebut dasa mala yang bersumber dalam slokantara sloka 84 (Hiraghindawani, 2005) tentang perbuatan buruk yang tidak dilakukan. Adapun pembagian dari dasa mala tersebut adalah sebagai berikut:


1. Tandri artinya orang yang malas suka makan dan tidur saja, tidak tulus, hanya ingin melakukan kejahatan. Sikap malas adalah sifat yang dibenci oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena sikap ini merupakan penghalan untuk mencapai tujuan hidup. Hilangkanlah sikap malas karena tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan hanya berdiam diri saja, bahkan sifat malas akan menjauhkan Atma dengan Paramatma.


2. Kleda artinya berputus asa, suka menunda-nunda suatu pekerjaan dan tidak mau memahami maksudorang lain. Sifat putus asa dan suka menunda-nunda pekerjaan merupakan sifat yang didominasi oleh sifat tamas. Orang yang dalam hidupnya lebih banyak dikuasai oleh sifat tamas akan menyebabkan Atma jatuh neraka. Apabila sifat tamas ini lebih unggul dari satwan dan rajas maka atma akan menjlema menjadi tumbuh-tumbuhan ataupun hewan. Jangan cepat putus asa dalam melakukan suatu kegiatan .


3. Leja artinya berpikiran gelap, bernfsu besar dan gembira melakukan pekerjaan. Pikiran paling menentukan kualitas perilaku manusia dalam kehidupan ini, pikiranlah yang mengatur gerak sepuluh indria sehingga disebut Raja Indria. Kalau Raja Indria tidak baik maka indria lainnya juga menjadi tidak baik. Pikiran gelap,pikiran yang dikuasai gejolak hawa nafsu sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Ada tiga cara untuk menjaga kesucian pikiran yaitu :

a) Si tan engin adengkya ri drbyaning len yang artinya, tidak menginginkan milik orang lain.

b) Si tan krodha ring sarwa sattwa yang artinya , tidak membenci semua mahuk.

c) Si mimituhwa ring hananing karmaphala yang artinya , orang yang amat yakin terhadap kebenaran hokum karmaphala.


4. Kutila artinya menyakiti orang lain, pemabuk dan penipu. Menyakiti dan membunuh mahluk lain , lebih-lebih manusia merupakan perbuatan yang sangat bertentangan dengan ajaran agama.Kutila juga berarti pemabuk ,orang yang suka mabuk maka pikirannya akan menjadi gelap. Pikiran yang gelap akan membuatseseorang terjerumus dengan hal-hal negative. Menyakiti orang lain termasuk perbuatan himsa karma dan menyebabkan pahala yang buruk.


5. Kuhaka yang artinya pemarah , suka mencari-cari kesalahan orang lain berkata sembarangan dank eras kepala. Kita harus mengatasi kemarahan dan kebencian yang ada dalam diri kita agar kedamaian hidup dapat tercapai.


6. Metraya yang artinya berkata menyakiti hati,sombong irihati dan suka menggoda istri orang lain. Perkataan yang diucapkan dengan maksud jahat akan dapat menyakiti orang lain bahkan dapat menyebabkan kematian pada orang lain maupun diri sendiri (Wasita nimittanta pati kapangguh) ,oleh karena itu sebaiknya kendalikanlah kata-kata agar terdengar manis dan nyaman didengar oleh orang lain sehingga dapat menyenangkan orang lain dan diri sendiri (Wasita nimittanta manemu laksmi). Ada empat cara pengendalian kata-kata yaitu :

a. Tidak suka mencaci maki

b. Tidak berkata kasar pada orang lain

c. Tidak memfitnah

d. Tidak ingkar janji


7. Megata yang artinya berbuat jahat,berkata anis tetapi pamrih. Perbuatan jahat tergolong Asubha Karma dan perbuatan jahat merupakan penghalang untuk mencapai kedamaian hidup. Ada tiga macam pengendalian perbuatan yaitu :

a. Tidak menyiksa/membunuh mahluk ciptaan Tuhan

b. Tidak melakukan kecurangan terhadap arta benda milik orang lain

c. Tidak berzina


8. Ragastri yang artinya penuh nafsu dan suka memperkosa,perbuatan ini tergolong tidak manusiawi karena bertentangan dengan ajaran agama dan cenderung bersifat seperti sifat-sifat raksasa. Untuk menghindari hal-hal itu ,sebaiknya kita mengisi waktu kita dengan hal-hal yang positif.


9. Bhaksa Bhuana yang artinya menyakiti orang lain , penipu dan berfoya-foya . Berfoya-foya artinya mempergunakan harta benda secara berlebihan , kekayaan yang berlimpah apabila digunakan tanpa dasar dharma maka akan menjerumuskan orang tersebut ke neraka. Oleh karena itu sebaiknya pergunakan harta yang dimiliki sebaik-baiknya. Karena mempergunakan harta benda sehemat mungkin , selain untuk menuntun budi pekerti kita agar dapat hidup sederhana akan bisa meningkatkan kesejahtraan hidup dan kebahagiaan baik lahir maupun bathin.


10. Kimburu yang artinya penipu, pencuri terhadap siapa saja tanpa pandang bulu , pendengki dan irihati merupakan perbuatan yang sangat tercela dan sangat hina. Perbuatan seperti ini perlu dihilangkan dalam diri seseorang karena dapat men jerumuskan seseorang ke neraka, sifat seperti ini harus dihilangkan agar tercapai kesucian diri.


Demikianlah sepuluh hal yang dapat menyebabkan manusia tidak dapat mencapai tujuan hidupnya bahkan dapat pula menyebabkan manusia masu neraka. Sadarilah hal tersebut dan hindarilah perbuatan Dasa Mala itu agar tujuan hidup kita untuk mencapai “Moksartham jagadhita ya ca iti dharma” dapat terwujud. Adapun caranya sangat sederhana yaitu dengan berbuat baik, kurangi keterkaitan terhadap benda-benda duniawi serta tumbuhkan rasa kasih saying terhadap sesama maupun semua mahluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta tidak mementingkan diri sendiri.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/seameomandala.blogspot.com/yuktheory.com

Foto By : mantrahindubali.com (hanya ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?