Dana Punia Tidak Perlu Banyak Yang Penting Tulus Ikhlas

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Dana Punia" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Sebenarnya berbagi itu tidak harus dalam jumlah besar. Berapa pun nilainya asal dilakukan dengan tulus akan berbuah baik. Dalam Hindu, disebutkan bahwa setiap orang wajib melaksanakan tugas masing-masing dan mencari kekayaan dengan seratus tangan dan kumpulkan kekayaan dengan dharma. Setelah kaya perlu menolong dengan seribu tangan.


Dalam Atharvaveda: 3.24.5 Satahasta samahara sahasrahasta sam kira. Krtasya karyasya ceha sphatim samavaha. Artinya Wahai manusia kumpulkan kekayaan dengan seratus tangan (satahasta). Kemudian melalui seribu tangan kamu sumbangkan kepada orang yang membutuhkannya (samkira). Dapatkanlah hasil yang penuh dari pekerjaanmu (krtasya karyasya) dan keahlianmu (sphatim samavaha) di dunia ini (ceha).

Setiap orang wajib melakukan pekerjaannya sesuai dengan keahliannya untuk mengumpulkan kekayaan semaksimal mungkin, dengan syarat diperoleh dengan jalan dharma. Carilah kekayaan dengan seratus tangan artinya dengan kerja keras. Dengan kerja keras dalam jalan dharma maka hasilnya dinikmati dengan tenang. Setelah menjadi kaya kita perlu menolong dengan seribu tangan, artinyasetelah memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga maka kita harus berbagi pada orang miskin. Dengan demikian kekayaan kita sudah berguna.


Dalam Hindu, kekayaan tersebut setelah untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga wajib melakukan dana punia, untuk keperluan pura dan umat juga orang yang membutuhkan. Pemakaian kekayaan untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan, artinya sesuai kebutuhan dan bukan kemewahan, sehingga ada kelebihan yang bisa dibagikan untuk orang yang membutuhkan. Jika seseorang hanya mencari kekayaan dan dinikmati sendiri alias rakus maka ia sudah menikmati dosanya. ‘Kevalagho bhavati kevaladi‘ artinya seseorang yang makan sendiri tanpa melihat tetanganya maka dia makan dosa.


Tujuan kekayaan dapat dibagi 3 yaitu dana, bhoga dan nasa. Kekayaan yang perlu dinikmati sesuai kebutuhan adalah bhoga. Sedangkan kelebihan kekayaan untuk disumbangkan adalah dhana. Sebaliknya apabila kekayaan itu hanya dinikmati sendiri dan tidak melakukan dana punia maka kekayaan tersebut akan menjadi nasa atau binasa.


Mari kita gunakan waktu dan tenaga kita untuk bekerja mengumpulkan kekayaan di jalan dharma.  

Kita gunakan kekayaan tersebut untuk bhoga dan dhana. 


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com

Foto By : masbroo.com

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?