Cara Menentukan Padewasaan Dengan Benar Dan Tidak Keliru
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Padewasaan" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Ada orang yang mengalami kegagalan beralasan ini adalah hari buruk. Sementara ketika melihat orang lain sukses, sebagian orang bilang itu hari baiknya. Banyak orang beranggapan hari baik itu berarti hari keberuntungan. Apapun yang kita lakukan akan berhasil. Kalau hari buruk dianggap sebagai hari sial. Apapun yang dikerjakan akan gagal. Malah terkadang dapat musibah. Bagaimana menurut anda, adakah hari baik atau hari buruk itu? Di daerah tertentu untuk menentukan hari penting seperti hari pernikahan harus ada hitung-hitungan hari baiknya. Tidak bisa sembarangan, harus konsultasi dulu ke “orang pintar”. Katanya kalau asal-asalan menentukan tanggal bisa mendapat sial atau musibah.
Setiap hari sebenarnya sama saja. Waktunya sama-sama 24 jam. Kebiasaan dan cara pandang kitalah yang membuat hari-hari yang dilalui itu terasa berbeda. Biasanya Senin sampai Jumat atau Sabtu digunakan untuk bekerja. Akhir pekan adalah waktu untuk bersantai bersama keluarga. Namun kebiasaan tiap orang berbeda sesuai dengan jalan hidupnya masing-masing.
Menentukan Padewasan
Ada lima pokok yang harus dipahami dalam menentukan padewasan yaitu wewaran, wuku, penanggal panglong, sasih dan dauh, (Sudirga dan Yoga Segara, 2014:80).
Berikut ini akan diuraikan mengenai penjelasan dari masing-masing pedoman pekok dalam menentukan padewasan (wariga) sebagai berikut:
1. Wewaran
Wewaran adalah bentuk jamak dari kata wara yang berarti hari. Secara arti kata Wewaran berasal dari bahasa Sansekerta dari akar kata wara (diduplikasikan/dwipura) dan mendapat akhiran – an (we + wara + an) sehingga menjadi wewaran, yang berarti istimewa, terpilih, terbaik, tercantik, mashur, utama, hari.
Jadi wewaran adalah hari yang baik atau hari yang utama untuk melakukan suatu hal atau suatu pekerjaan. Dalam menentukan padewasan, pengetahuan tentang wewaran menjadi dasar yang sangat penting. Dalam hubungannya dengan baik-buruknya hari dalam menentukan padewasan, wewaran mempunyai urip, nomor atau bilangan, yang disesuaikan dengan letak kedudukan arah mata angin, serta dewatanya.
2. Wuku
Wuku dalam penentuan padewasan menduduki peranan yang penting, sebab wewarannya baik, apabila wukunya tidak baik, dianggap dewasa tersebut kurang baik. Sistem tahun wuku, menggunakan sistem sendiri, tidak tergantung pada tahun surya atau tahun candra. Satu tahun wuku panjangnya 420 hari, yang terdiri atas 30 wuku. Setiap wuku (1 wuku) lamanya 7 hari, terhitung dari Redite, Soma, Anggara, Budha, Wraspati, Sukra, dan Saniscara. Sebulan dalam tahun wuku lamanya 35 hari, didapat dari mengalikan 7 hari dengan 5 wuku. Satu peredaran wuku (30 wuku) lamanya 6 bulan dalam tahun wuku. 1 Tahun wuku terdiri atas 2 kali peredaran wuku, yakni 7 hari x 30 wuku x 2 = 420 hari.
3. Penanggal dan Panglong
Penanggal dan Panglong perhitungannya berdasarkan peredaran bulan satelit dari bumi. Penanggal (tanggal) disebut pula Suklapaksa yaitu perhitungan hari-harinya dimulai sesudah bulan mati (tilem) sampai dengan purnama (bulan sempurna). Lama penanggal 1 sampai dengan 15 lamanya 15 hari. Penanggal ke 14 atau sehari sebelum purnama disebut Purwani artinya bulan mulai akan sempurna nampak dari bumi. Sedangkan Penanggal ke 15 disebut purnama artinya bulan sempurna nampak dari bumi. Pada hari Purnama merupakan hari beryoganya Sang Hyang Candra (Wulan).
Panglong disebut pula Krsnapaksa yaitu perhitungan hari dimulai sesudah purnama yang lamanya juga 15 hari dari panglong 1 sampai dengan pangglong 15. Panglong ke 14 sehari sebelum tilem disebut Purwaning Tilem artinya bulan mulaitidak akan nampak dari bumi. Sedangkan pangglong 15 disebut tilem artinya bulan sama sekali tidak nampak dari bumi. Pada hari tilem beryoganya Sang Hyang Surya.
4. Berdasarkan Sasih
Padewasan sasih adalah hitungan baik buruknya bulan bulan tertentu yang berpedoman pada letak matahari, apakah berada di Uttarayana (utara), Wiswayana (tengah) atau Daksinayana (selatan).
Agama Hindu mempergunakan panduan sasih antara sasih Candra dengan Sasih Surya sehingga ada perhitungan “pengrapetang sasih”. Hal ini dilakukan karena disadari betul bahwa bulan dan matahari mempunyai pengaruh besar terhadap bumi dan isinya.
5. Dauh
Padewasan menurut dauh merupakan ketetapan dalam menentukan waktu yang baik dalam sehari guna penyelenggaraan suatu upacara-upacara tertentu. Pentingnya dari dewasa dauh akan sangat diperlukan apabila upacara-upacara yang akan dilakukan sulit mendapatkan hari baik (dewasa ayu). Dauh jika dibandingkan mirip dengan pembagian waktu menurut jam, namun bedanya hanya penempatan panjangnya waktu. Hitungan jam dalam sehari dibagi 24, hingga sehari dalam hitungan jam panjangnya 24 jam.
Dalam perhitungan dewasa dauh mengandung makna dalam waktu satu hari terdapat dauh (waktu-waktu tertentu) yang cocok untuk melakukan suatu kegiatan. Signifikasi dari dewasa dauh diperlukan apabila upacaraupacara yang dilakukan sulit mendapatkan hari baik (dewasa ayu). Dalam perhitungan dewasa berdasarkan dauh mempunyai beberapa hitungan, yakni berdasarkan Panca dauh dan Asta dauh.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/mutiarahindu.com/hindualukta.blogspot.com
Foto By : mutiarahindu.com

Comments
Post a Comment