Benarkah Kebohongan Dalam Hindu Diperbolehkan ? Simak Selengkapnya
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Kebohongan" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Mungkin orang yang berpikir bahwa kebohongan dalam bentuk apapun itu tidak diperbolehkan karena dianggap sebagai bentuk dari pada dosa. Namun, disisi lain Umat Hindu berkata lain. dalam Ajaran Agama Hindu, seperti halnya yang terjadi dalam kisah Mahabharata, dimana Khresna meminta Yudisthira untuk berbohong atas kematian Aswatthama untuk mengalahkan guru Drona.
Bahkan dalam Canakya Niti Sastra sloka 12 bab VII berbunyi
“Natyantam saralair bhavyam”
“Gatva pasya vanasthalim “
“Chidyante saralas tatra”
“Kubjas tisthanti padapah”
Arti dari sloka tersebut adalah janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur , sebab begitu anda pergi kehutan anda akan melihat pohon-pohon yang lurus pasti akan di tebang sedangkan pohon-pohon yang bengkok di biarkan untuk hidup . Ini sama dengan hal dengan hidup di dunia kalau terlalu jujur pasti akan di manfaatkan orang .
Panca Nrta adalah lima kebohongan yang di perbolehkan di dalam ajaran agama hindu dan tidak termasuk dosa . Seperti hal nya dalam kisah mahabratha dimana srikresna yang jelmaan dewa wisnu meminta yudhistira untuk berbohong atas kematian aswatthama untuk mengalahkan guru nya drona supaya keinginan untuk hidup nya tidak ada dan bisa memenangkan peperangan.
Dalam Ajaran Hindu mengenal Panca Nrta yaitu Lima kebohongan yang diperbolehkan. pembagiannya antara lain:
1. Berbohong Kepada Anak-anak
Misalnya membohongi anak kecil kalau dia menduduki bantal maka akan bisulan. Padahal secara logika, mana mungkin bantal bisa membuat bisulan. Tujuan dari kebohongan ini adalah menjaga sopan santun sang anak bahwa bantal untuk kepala tidak boleh diduduki.
2. Berbohong dalam Dunia Perdagangan
Untuk memperoleh untung, seorang pedagang memang berbohong ketika menjual sesuatu barnag miliknya. Akan sangat tidak mungkin jika seseorang menjual barang dagangannya sesuai dengan harga aslinya, maka pedagang itu pasti akan rugi mengingat biaya transportasi dan lain sebagainya harus diperhitungkan
3. Berbohong Kepada Musuh
Misalnya, saat di medan perang, kita tertangkap oleh musuh dan jiwa kita terancam jika tidak memberi informasi. Dalam keadaan seperti ini kita boleh berbohong dalam memberikan informasi.
RELATED:
Kekuasaan Dinasti Kerajaan Sri Wijaya Di Bali
Sejarah Bali Sebelum Masehi Sampai Kekuasaan Dinasti Kerajaan Mataram di Bali 7 (Tujuh) Rsi Penerima Wahyu Weda Dalam Ajaran Agama Hindu
4. Berbohong Kepada Pasangan
Aturan ini berlaku untuk pasangan yang sudah terikat janji suci pernikahan. Mengapa boleh berbohong pada pasangan? Ini tujuannya cukup baik yaitu menjaga keharmonisan rumah tangga. Misalnya, di pagi hari seorang istri membuatkan sarapan untuk suaminya. Tentu suaminya memuji bahwa masakan istrinya sangat enak, walau kenyataannya mungkin rasanya asin.
5. Berbohong Kepada Orang Sakit
Misalnya, jika kita menjenguk seorang kawan di rumah sakit. Selalu katakan “Kamu akan segera sembuh”, baik itu kebenaran atau kebohongan. Namun, jika kita mengatakan “umurmu tinggal 7 hari lagi”. Coba kita pikirkan, bagaimana perasaan orang tersebut.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/tentanghindu.blogspot.com
Foto By : kuwaluhan.com (ilustrasi)
Comments
Post a Comment