Benarkah Kajeng Kliwon Saat Yang Tepat Untuk Menukar Penyakit ? Simak Selengkapnya

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Kajeng Kliwon" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali


Kajeng kliwon adalah pertemuan akhir dari dua wewaran, yakni Tri Wara dan Panca Wara. Kala itu diyakini sebagai hari yang sangat sakral dan kental dengan aure magis. "Pada zama dulu ada kepercayaan masyarakat Bali untuk menetralisir suatu pengakit pada hari Kajeng kliwon”.


Rahinan Kajeng Kliwon diperingati setiap 15 hari sekali, dan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

• Kajeng Kliwon Uwudan (Kajeng Kliwon setelah bulan purnama)

• Kajeng Kliwon Enyitan (Kajeng kliwon setelah bulan mati /tilem)

• Kajeng Kliwon Pamelastali (Watugunung Runtuh,yang datang setiap 6 bulan sekali )


Pada zaman dulu ada kepercayaan masyarakat Bali untuk menetralisir suatu penyakit pada hari Kajeng kliwon. Maksudnya jika ada orang yang menderita sakit menahun seperti; Koreng, Gondongan, Bisul, yang tidak sembuh- sembuh. Maka sakit itu bisa dibuang. dengan cara menghaturkan segehan/ blabaran di penataran agung atau di pertigaan agung, lengkap dengan banten yang telah ditentukan. Bisanya dipilih pada hari kajeng kliwon pamelestali (5 hari sebelum piodalan Sang Hyang Haji Saraswati) ,yang disebut Watugunung Runtuh.


Jika ada orang yang menderita sakit menagun seperti koreng. gondongan, bisul, yang tidak sembuh-sembuh, maka sakit itu bisa dibuanh dengan cara menghaturkan segehan atau blabaran di penataran agung atau di pertigaan agung, lengkap dengan banyen yang telah ditentukan dan biasanya disertai dengan sesari uang kepeng yang berfungsi untuk menukar penyakit tersebut.


Selain itu, banyak masyrakat yang memiliki anak atau bayi yang lama belum bisa berbicara atau berjalan, pada hari ini juga diyakini baik untuk memohon agar yang bersangkutan dapat berbicara dan berjalan. Untuk bayi yang belum bisa berbicar biasanya diberikan tipat gong yang telah dihaturkan pada gamelan yang digunakan di hari itu juga. Sedangkan untuk bayi yang belum bisa berjalan, pada hari Kajeng kliwon biasanya dilaksanakan ritual Nigtig.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/baliexpress.jawapos.com/dewatanews.com

Foto By : @_dw.artwork_ (ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?