Begini Pentingnya Candi Bentar Pada Setiap Bangunan Di Bali
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Candi Bentar" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali
Menurut data dari Universitas Udayana Bali, Candi Bentar ini dibuat dengan tujuan keinginan untuk menunjukkan jati diri sebagai sebuah penanda ketika akan memasuki kawasan wisata di Bali. Perwujudan pertama adalah identitas lokal yang kuat. Sebagaimana sudah sering terlihat bahwa Candi Bentar merupakan salah satu bentukan yang sangat kental kebaliannya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya, Candi Bentar terpilih untuk lambang – lambang organisasi di Bali.
Candi Bentar merupakan bukti bahwa persebaran budaya yang ada di Bali, hal ini dipengaruh oleh Kerajaan Majapahit. Hal ini karena Gapura Candi Bentar konon muncul pertama kali saat masa kekuasaan kerajaan terbesar di nusantara tersebut. Menariknya, Candi Bentar tidak hanya ada di bangunan ibadah umat Hindu, tetapi juga di kompleks bangunan lain, seperti Kompleks Makam Sunan Giri, Masjid Menara Kudus, ataupun Sunan Nyamplungan di Karimunjawa. Dulu, Candi Bentar yang ada di Bali hanya digunakan secara khusus untuk bangunan pura istana raja atau pura yang menjadi tempat suci bagi para penganut Agama Hindu. Penempatan Candi Bentar selalu dilakukan di area terluar yang menjadi batas antara bagian dalam bangunan dengan bagian luar.
Candi Bentar mencirikan sebuah bangunan Pura yang terletak di antara Nista Mandala dan Madya Mandala. Candi Bentar berbentuk Gunung Terbelah dua dimana kedua bangunan sama tinggi layaknya segitiga yang dibagi menjadi dua bagian. Bangunan ini melambangkan pecahnya Gunung Kailaca tempat Dewa Ciwa bertapa.
Selain digunakan pada pembatas Nista Mandala dan Madya mandala juga biasanya digunakan sebagai kori pertama yang berfungsi sebagai kori pertama yang berfungsi sebagai kori pertama yang berfungsi sebagai pintu masuk ataupun pemedalan pura.
Jika dilihat dari bentuknya yang terbelah dua maka Candi bentar melambangkan ardhacandra pada kedua bangunan tersebut yang sejiwa. bagian (kiri dan kanan) bangunan itu sebagai simbol rwa bhineda dalam kehidupan, yakni : Sifat positif dan negatif dalam aksara dengan aksara Ang dan Ah;
Dengan sebelah kiri dan kanan terdapat apit lawang terkadang berwujud palinggih.
Candi bentar dikenal juga dengan nama gapura yaitu dua bangunan berbentuk serupa yang tidak meiliki atap dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Banunan ini tidak memiliki penghubung pada bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna. Pada bagian bawah hanya dihubungkan oleh anak tangga sebagai akses masuk.
Bangunan ini bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Merujuk peninggalan sejarah, bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit.
Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" (capit udang), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Kendati makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/hindualukta.blogspot.com/arsminimalis.com
Foto By : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment