Sejarah Pura Tumpa Klungkung Yang Terkubur Saat Gunung Agung Meletus
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Pura Tumpa Klungkung" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Keberadaan pura tumpa konon ada kaitannya dengan wewalungan (ternak). Tak sedikit peternak dari berbagai wilayah di Bali secara rutin Tangkil setiap tumpek uye atau saat pujawali yang bertepatan dengan hari raya Kuningan.
Pura tumpah berada di Banjar ambengan, Desa tangkas, Klungkung. Pura yang dibangun di areal tak lebih dari 5 are itu berada di ujung Banjar setempat. Pangempon pura itu merupakan sekelompok orang dalam satu keluarga di desa tangkas saat ini jumlahnya 19 kepala keluarga.
Pura Tumpa kelihatan pura seperti pura – pura yang ada dibali. Akan tetapi Pengepon pura Tumpa ini hanya satu keluarga tidak ada bantuan dari Desa Tangkas akan tetapi untuk keamanan pura ini pengempon pura Tumpa memintak bantuan kepada Desa Tangkas dan orang yang sembahyang di pura ini semuanya berprofesi sebagai peternak di Bali yaitu: Karangasem, Singaraja, Nusa Penida dan daerah lainnya. Banyak orang mengira pura Tumpa itu sudah tidak ada, karena bencana alam yang terjadi di masa lalu.
Prasasti pura Tumpa berupa tumpukan batu sebagai media pemujaan tersebut hilang sampai sekarang. Meski demikian keberadaan begitu pengempon pura Tumpa serta pemedek yang memang ingin pura Tumpa itu dibangun walaupun prasastinya itu hilang. Pengepon pura dan pemedek bersama – sama membangun pura Tumpa yang hancur itu. Dengan penuh kepercayaan pura Tumpa itu bisa ada kembali dengan apa adanya. Mungkin tanggapan orang sebagian besar mengatakan bahwa pura Tumpa itu sudah tidak ada, sehingga pura tumpa ini mulai dilupakan. Seiring waktu orang – orang mulai sembahyang di pura Tumpa dan percaya bahwa Ida Sang Hyang Widhi akan memberikan kesehatan serta keselamatan pada ternak mereka serta menambah hasil ternak. Ada juga yang orang bilang pura Tumpa itu tidak ada lagi selain bencan alam juga karena di Desa Tangkas ada proyek Galian C.
Menurut mangku latra seorang mangku putra tumpa tak tahu kapan pertama kali pura itu dibangun, namun berdasarkan cerita pura itu memang diempon keluarganya. Pada saat gunung agung meletus tahun 1963, pura tumpa sempat terkubur material letusan maklum pura itu berada di pinggir tukad unda. Namun kini pura tersebut seperti berada di atas tebing lantaran pasir di sekelilingnya telah dikeruk. "saat letusan gunung agung, bangunan pura rata dengan pasir panglingsir saya lama tidak bisa membangun lagi" tutur pria berusia sekitar 64 tahun itu.
Ketika lahar hujan meratakan bangunan pura keluarganya hanya bisa menyelamatkan dua buah pratima dalam bentuk patung singa yang di atasnya ada patung dewa, pratima itu diyakini berkaitan erat dengan sejarah pura. Diceritakan pada zaman dulu seorang pengembala sapi menumpukkan sejumlah batu di kawasan itu, lama-kelamaan sapi yang dipeliharanya sakit, seperti coba-coba nunas air di sekeliling tumpukan batu tersebut ternyata sapi peliharaannya sembuh. Keajaiban itulah yang tersebar dari mulut ke mulut, tumpukan batu tersebut diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit wewalungan (ternak), hingga muncul ide membangun palinggih.
"Mungkin saja pratima itu menggambarkan sosok pengangon (peternak) naik singa" ujarnya.
Saat ini tak sedikit warga dari luar Klungkung yang Tangkil ke pura tumpa. Biasanya datang saat tumpek uye atau bertepatan dengan pujawali yakni saat hari raya Kuningan. "Mungkin ada saja sekarang yang tidak peternak banyak yang tangkil, tapi dulunya Saya yakin mereka peternak karena permohonannya sering dikabulkan sampai sekarang rutin tangkil" sambungnya.
"Saya dengar sendiri dari warga tangkil karena mesesangi, Kalau ternaknya sembuh akan sembahyang di Pura tumpa. Ada juga saat ternaknya sakit nunas tirta" beber Jero mangku yang mulai ngayah jadi pemangku sejak 1986 itu.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/artabudiarta.blogspot.com/baliexpress.jawapos.com
Foto by : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment