Sejarah Adanya Tugu Karang Di Setiap Bangunan Bali
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Penunggun Karang" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Penunggun Karang atau juga disebut sebagai Palinggih Pangijeng, merupakan salah satu tempat suci pekarangan rumah yang berfungsi sebagai sedahan penjaga karang atau palemahan beserta penghuninya agar senantiasa berada dalam lindunganNya, tentram, rahayu sekala niskala.
Mengenai pendirian palinggih yang disebut tugu Penunggun Karang ini dengan berbagai jenisnya sesuai dengan lontar asta dewa, asta kosala-kosali dan asta bhumi, disebutkan ternyata tidak selalu harus berada di lahan uttama mandala.
Menurut lontar sudemale disebutkan bahwa Sang brahman/tuhan yang maha esa turun ke semesta ini menjadi 2 perwujudan yaitu Sang hyang titah dan sang hyang wenang. Beliau memiliki 2 fungsi :
1.Sang hyang titah
menguasai alam mistis yg didalamnya termasuk alam dewa,buthe kale,surga dan neraka yg bergelar betare siwa kemudian menjadi hyang guru.
2.Sang hyang wenang
turun ke alam mercepade berwujud semar atau di susastra bali disebut Malen,yang akan mengemban dan mengasuh isi dunia ini.
Kalo diaplikasikan sang hyang titah berstana di hulu/sanggah merajan. Dan sang hyang wenang berstana di "teben" atau areal bangunan sedahan karang.
Mengenai bentuk bangunannya juga menyerupai penokohan yg berstana didalamnya,seperti stana Hyang guru identik dgn kemewahan dan diatasnya menggunakan tutup "gelung tajuk" sebagai lambang penguasa sorga. Dan sedahan karang bentuknya menyerupai pewayangan Malen yaitu sederhana tapi kekar.yg diatasnya menyerupai hiasan "kuncung" seperti ornamen kepala dari wayang semar.
Didalam lontar Kale tatwe disebutkan ide betare kale bermanifestasi dlm bentuk sedahan karang,sedahan sawah dan sedahan abian tugasnya sebagai pecalang. Sama seperti manifestasinya bliau di sanggah merajan atau pure dgn sebutan Pengrurah,Apit lawang atau pepatih.
Dialam madyepade bumi tdk hanya dihuni oleh mahluk" kasat mata,tetapi juga dihuni oleh mahluk yg tidak kasat mata/roh. Dari roh yg gentayangan seperti roh jasad manusia yg lama tidak diaben dan mati tdk wajar. Dia akan mencari tempat tinggal dan saling berebutan. Untuk melindungi diri dr gangguan roh gentayangan maka manusia membangun pelinggih sedahan karang.
Didalam kale tatwe juga disinggung mengenai lahirnya Dewa kale merupakan cikal bakal dr Sedahan karang. Dimana dikatakan dewa kale lahir pd dine kajeng kliwon nemu saniscare. Istilah lainnya disebut dengan Tumpek
Apabila bentuk lahan mengarah timur-barat makan penempatannya 2 jenis tugu di lahan uttama mandala (areal sanggah / Merajan) yaitu :
1. Tugu penyarikan, di posisi tenggara menghadap ke barat,
2. Tugu anglurah sedan dengan posisi di baratlaut menghadap ke selatan.
Di lahan madya mandala, juga terdapat 2 jenis tugu, yaitu tugu ajaga-jaga berkedudukan di pintu masuk bagian kanan menghadap ke barat dan tugu (surya) pangijeng natah berkedudukan di tengah-tengah natah (pekarangan) menghadap ke barat / selatan.
Dan akhirnya di lahan nista mandala terdapat jenis tugu yaitu tugu panunggun karang terletak di barat laut menghadap ke selatan.
Bangunan ini biasanya disebutkan berbahan batu (ref) yang diletakkan didepan rumah orang Bali yang beragama Hindu. Bangunan ini juga sering disebut "JRO GEDE";
Dan anak2 jaman now kerap menyebut dan memaknainya sebagai security dunia maya.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/sejarahharirayahindu.blogspot.com
Foto By : Baliexpress.com
Comments
Post a Comment