Misteri Kuno Dibalik Keindahan Candi Dasa Karangasem
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Candi Dasa Karangasem" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen yang sebenarnya namanya Chili Dasa, yang berasal dari kata Chili dan dan Dasa yang artinya Chili yaitu anak kecil dan Dasa artinya banyak Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candi Dasa pun mulai digunakan.Namun, dianggap pemilihan nama ini berhubungan dengan cerita “lingga” di bagian dalam Candi yang terletak pada perbukitan Candidasa.
Naskah kuno menyebutkan bahwa Pura Candidasa dibangun pada abad ke-12. Ada “lingga” yang terdapat di dalam candi yang dipercaya sebagai symbol Dewa Siwa. Di tempat suci ini konon bisa mendapatkan penghargaan tertinggi atau “sorga” dengan uttering sepuluh huruf yang disebut “Dasa Aksara” (Dasa artinya sepuluh) dan tempat untuk meminta anak atau keturunan Cerita lain mengatakan bahwa nama Candidasa diinspirasi oleh sebuah patung dekat lingga. Patung itu adalah patung Dewi Hariti yang dikelilingi oleh 10 anak. Dipercaya bahwa Dewi Hariti memberikan berkah berupa kemakmuran dan kesejahteraan kepada mereka yang bersembahyang disana.
Mitos :
Salah satu cerita yang menjadi mitos tentang keberadaan Pura Candidasa yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat adalah Arca Dewi Hariti yang terletak pada sebuah relung di bagian bawah tebing bukit. Konon dikisahkan bahwa Dewi Hariti pada mulanya adalah seorang yaksa dalam Agama Budha yang gemar memakan daging anak-anak. Namun setelah mendapat pencerahan ajaran Agama Budha, Sang Dewi kemudian bertobat dan berbalik menjadi pelindung dan penyayang anak-anak.
Arca Dewi Hariti selanjutnya dipahatkan bersama 10 orang anak-anak yang mengerubutinya, sebagai ciri pelindung, penyayang, dan juga sebagai perlambang kesuburan dan kemakmuran. Masyarakat setempat meyakini bahwa Dewi Hariti berarti ibu beranak banyak yang dapat memberikan anugerah kesuburan dan kemakmuran. Oleh karenanya maka tempat ini banyak didatangi dan dimanfaatkan oleh pasangan suami – isteri yang belum dikaruniai keturunan untuk memohon do’a dengan membawa sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Hariti.
Candidasa dikenal karena Industri pariwisata bermunculan dengan latar belakang Samudra Hindia. Dari tempat ini kita bisa melihat Pulau Lombok dan Nusa Penida dan cahaya “jukung” yakni perahu tradisional yang bersinar akan selalu membawa Anda untuk datang lagi.
Pelinggihan Candi Dasa (Chili Dasa) yaitu Pelinggihan Betrara Surya fungsinya sebagai Hyang Widhi dan Pelinggihan Ida Bagus Besakih fungsinya sebagai tempat untuk memusatkan pikiran serta rasa bakti kita kepada Hyang Widhi.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih
Via : pesonataksubali.blogspot.com/ndahnarisa.wordpress.com/tempatindahdibali.blogspot.com
Foto by : Rangkuman Google
Comments
Post a Comment