Mendem Ari-Ari Menurut Lontar Angastyaprana

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Mendem Ari Ari" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.

Menyambut buah hati yang masih dalam kandungan adalah hal yang mendebarkan, excited itulah cerminan perasaan menjelang lahirnya buah hati. Sebagai umat Hindu menanam ari-ari sepatutnya dilakukan sesuai dengan ajaran pustaka suci baik dari lontar atau pun sumber lainnya. Artikel dibawah akan menjelaskan bagaimana mendem(baca:mengubur) ari-ari menurut lontar Angastyaprana.


Bagi saudara yang sedang memiliki istri hamil tua, maka calon bapak sudah menyiapkan sarana untuk mendem ari-ari, agar nanti tidak kelabakan, antara lain :

1. Buah kelapa yang sudah tua, pilih yang agak besar satu biji.

2. Ijuk (dari pohon enau).

3. Kain putih secukupnya.

4. Minyak wangi.

5. Anget-anget (katik cengkeh, jebugarum dsb.).

6. Lontar tulis.

7. Madu secukupnya.

8. Bunga-nguaan yang harum-harum.air kumkuman.

9. Batu hitam (batu bulitan sebesar buah kelapa).

10. Pohon pandan berduri.

Setelah bayi lahir, maka ari-arinya dibawa pulang, sesampainya di rumah lalu si bapak bayi tersebut mencuci ari-ari itu memakai air biasa dan boleh menggunakan sabun sampai bersih.(catatan saat membersihkan ari-ari jangan menyentuh ari-ari itu dengan tangan kiri duluan, pakailah tangan kanan, kemudian tangan kiri kerjakan seperti biasa), usahakan saat itu pula pikiran penuh dengan kasih sayang. Setelah bersih lalu dimandikan lagi dengan air kumkuman yang telah tersedia. Kemudian buah kelapa tua yang sebelumnya sudah dipotong (tidak dibelah), tulis kelapa bagian dalamnya yang atasan dengan hurup Bali Ongkara. 

Masukan ari-ari yang sedah bersih kedalam kelapa, isi madu, wangi-wangian, minyak wangi, anget-anget, dan lontar bertuliskan huruf bali berisi kalimat nunas panugrahan kepada Ibu pertiwi nitip arai-ari, semoga beliau berkenan mengayomi sijebang bayi. Lalu cakupkan kedua belah kelapa yang di potong tadi lalu dibungkus memakai ijuk, kemudian lanjut dibungkus dengan kain putih. Dan seterusnya di pendem di depan Bale daja (meten), kalau tidak punya meten,boleh mendem di natar di depan kamar tidur, kalau bayinya perempuan di sebelah kira dari meten, kalau laki disebelah kanan dari meten. Kemudian siram memakai air bekas membersihkan itu, lalu kubur, diatasnya isi batu hitam dan tanamkan pandan berduri. Haturkan sepasang canang berisi dupa, waktu menghaturkan canang itu ( kehadapan Ibu Pertiwi ), lagi memohon agar si bayi mendapat perlindungan dari Beliau.

Demikianlah tatacara mendem ari-ari menurut tuntunan lontar Angastyaprana. Selamat melakukan, semoga si Bayi pajang umur dan mejadi anak yang suputra. Bila ada hal-hal yang belum dimengerti bisa dikonsultasikan kepada para sulinggih agar mendapat pengertian yang jelas di dalam melaksanakan. Semoga anak-anak kita menjadi anak suputra, berguna bagi nusa bangsa dan agama.

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/paduarsana.com

Foto by : baliexpress.jawapos.com

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Inilah Sosok Penemu Tari Gopala Yang Merupakan Penggambaran Aktivitas Pengembala