Makna "Nunas Ajengan" Dalam Tradisi Unik Leluhur Bali
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Tradisi Nunas Ajengan" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Pūjayed aśanaṁ nitya,
Adyāc ca-etad akutsayan
Dṛṣṭvā hṛṣyet prasīdec ca
Pratinandec ca sarvaśaḥ
(Manawa Dharma Śastra 2.54)
Artinya:
Hendaknya ia menghargai makanan yang diperolehnya dan tidak pernah mengeluh, saat ia memperoleh makanan itu hendaknya ia bersuka cita, menampakkan wajah gembira, dan memohon untuk selalu diijinkan memperoleh makanan.
Tradisi “melakukan sesuatu” sebelum makan merupakan peradaban sangat kuna. Ia telah eksis pada zaman Yajur Veda paling tidak, yang berarti zaman yang sudah tidak bisa diperkirakan entah oleh ketajaman kecerdasan manusia ataupun oleh mesin paling modern sekalipun.
Tradisi leluhur Bali menyisihkan sedikit makanan di sisi piring sebelum makan ternyata merupakan tradisi yang indah yang perlu diabadikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya sebagai orang yang menghormati dan mengerti ajaran leluhur serta ingin melestarikannya demi kesejahteraan hidup lahir batin. Terdapat pula tradisi tidak boleh berbicara jika sedang menghadapi makanan. Makanan dihormati sebagai (dan memang) amerta oleh leluhur dengan istilah “nunas amerta”.
Padma Purāṇa menyebutkan “Hasta-pade mukhe caiva pañcardro bhojanaṁ caret...... śata varṣāni jīvanti”, bahwa orang hendaknya mencuci kelima anggota badannya terlebih dahulu sebelum makan. Dengan melakukan hal itu, orang akan bisa menikmati usia hidup yang panjang. Kelima anggota badan dimaksud adalah kedua kaki, kedua tangan dan muka. Hal ini didukung pula oleh kitab Mahābhārata, Śānti Parwa 193.6; pañcardro bhojanaṁ bhunjyat.
Leluhur menyebutkan makan dengan cara sangat indah yaitu Nunas Ajengan. Istilah ini mempunyai pengertian bahwa kita tidak memiliki makan tetapi memohon makanan dari pemiliknya, yaitu Hyang Parama Iswhara. Kesadaran seperti ini sangat indah untuk diajegkan di dalam hati mengingat memang sebenar-benarnya kita ini tidak mempunya apa-apa di dunia ini.
Lahir ke dunia ini tidak membawa apa-apa selain hanya tangisan yang keras dan nanti juga akan meninggalkan dunia ini tanpa membawa apa-apa. Kesadaran yang diwujudkan dalam kalimat Nunas Ajengan sangatlah bermakna. Ia sangat pantas untuk diajengkan, mulai dari dalam keseharian diri sendiri dan kemudia ditularkan kepada anak cucu. Paling tidak, ajeg tradisi leluhur sesederhana itu dapat dilakukan oleh semua. Tidak aka nada yang menyatakan “saya tidak bisa melakukan hal ini”.
Bagi diri sendiri, tata cara ini sangatlah mulia. Kita memohon makanan karena makanan tersebut sudah bukan makanan lagi. Dalam ajaran Veda, orang memasak makanan bukanlah untuk diri sendiri melainkan untuk persembahan kepada Tuhan. Makanan yang dimasak itu di-yajña-kan kepada-Nya, dipersembahkan terlebih dahulu kepada-Nya. Oleh karena itu, makanan tersebut sudah bukan milik pemiliknya. Makanan yang dimasak dan dipersembahkan kepada Tuhan tidak lagi berupa makanan melainkan ia sudah berubah menjadi amerta (yajña-śiṣṭāmṛta bhujo), karunia Tuhan yang dinamakan Lungsuran atau Prasadam. Istilah “ngejot”, “Mesaiban”, dan “Yajṇa Śeṣa” merupakan tradisi indah mulia yang patut diajegkan.
Untuk memohon makanan atau Nunas Ajengan Lungsuran Tuhan Yang Maha Esa itulah kita perlu mempersipakan diri dalam keaadan bersih, paling tidak seperti disebutkan di atas. Panca Anga kita harus dibersihkan dengan air terlebih dahulu. Menurut para orang tua, ketika orang mencuci Panca Anga sebelum Nunas Ajengan, kebiasaan indah itu dapat memperpanjang usia seseorang. Apa hubungannya antara mencuci Panca Anga itu sebelum makan, para saintis bisa menjelaskannya secara saintifik. Tangan yang bersih bebas dari kotoran akan memastikan makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak tercemar kotoran atau kuman penyakit.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id
Foto By : Rangkuman Google


Comments
Post a Comment