Cerita Misteri Dibalik Angkernya Goa Jepang Di Klungkung Bali

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Goa Jepang Di Klungkung" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.

Gua Jepang di Desa Banjarangkan ini diinisiasi oleh tentara Jepang pada tahun 1941-1942 silam. Ketika itu, tentara Jepang menerapkan sistem romusha (Kerja paksa) kepada masyarakat setempat untuk membuat tempat perlindungan berupa gua.

"Tujuannya adalah sebagai lokasi perlindungan dalam upaya mempertahankan diri dari serangan tentara sekutu di masa perang dunia kedua," jelas Bendesa Pakraman Banjarangkan, Anak Agung Gede Dharma Putra.

Akhirnya sebuah gua dibangun di sebelah barat Tukad Bubuh. Kedalamannya 14 meter dan memiliki 16 lubang. Lubang antara satu dengan lainnya saling berhubungan. Gua ini berupa lorong memanjang dari utara ke selatan.


Gua Jepang ini menjadi saksi tragedi yang memilukan. Kisah ini ini diceritakan secara turun menurun oleh penglingsir di Desa Banjarangkan. Tentara Jepang kerap menjarah hasil panen masyarakat setempat setelah gua itu selesai dibangun. Caranya juga sangat licik. Yaitu masyarakat yang membawa hasil panen dari wilayah Kecamatan Dawan ke Kecamatan Banjarangkan dan sebaliknya, langsung dihentikan oleh tentara Jepang setiap melintasi gua ini. Masyarakat dipaksa masuk ke dalam gua dan meninggalkan hasil panennya. Begitu masyarakat masuk di dalam gua, tentara Jepang menjarah hasil panen tersebut.

"Sampai saat ini Gua Jepang masih tetap lestari dan sesuai alaminya," ungkap Dharma Putra.

Made Ananta, warga sekitar lokasi menuturkan dari belasan rute gua yang dibangun, hanya dua gua yang tak saling bersambungan, yakni yang terletak di selatan dan utara. Menurut penuturan orang-orang tua, kata Ananta, Jepang menjadikan gua itu sebagai tempat bersembunyi sekaligus menyergap tentara sekutu yang melintas. Tentara sekutu yang tak menyadarinya banyak menjadi korban tentara Jepang. Pertempuran berdarah itu membuat aura gua terasa menyeramkan. Utamanya saat dilintasi malam hari.

Gua Jepang ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, dan dikembangkan menjadi objek wisata di Klungkung. Meski begitu, tempat saksi bisu dari penjajahan Jepang ini diyakini ada kejadian mistis. Sejumlah masyarakat setempat pernah melihat penampakan anak-anak bermain di area ini.

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/idntimes.com/liputan6.com

Foto by : Rangkuman Google

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?