Cara Menghilangkan Tiga Kesombongan (Tri Mada) Dalam Diri Manusia Menurut Hindu

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Tri Mada" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.


Dalam kitab suci hindu seringkali menyebutkan bahwa musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri, karena dalam diri setiap manusia hidup 2 potensi yang saling bertentangan. Sifat Daiwi Sampad (sifat kedewataan) dan Asuri Sampad (sifat keraksasaan). Manusia bisa menjadi sangat baik, namun dalam waktu bersamaan ia bisa menjadi sangat jahat. Dua potensi sifat inilah yang selalu bertarung dalam diri, walau pada gilirannya kebijaksanaan (wiweka) dalam dirinya yang akan sangat menentukan arah prilaku hidup manusia.


Salah satu sifat keraksaan dalam diri manusia adalah kesombongan, keangkuhan sekaligus kemabukan. Kesombongan muncul karena merasa diri lebih dibandingkan orang lain, menganggap orang lain lebih rendah atau remeh dibandingkan diri. Kesombongan menjadi awal sikap orang yang tidak bisa menerima potensi yang ada pada diri orang lain. Ketika rasa sombong dalam diri manusia menguasai, maka orang tersebut akan gagal dalam melakukan interaksi dan sekaligus tidak bisa menyerap berbagai ilmu yang ada dalam hidup. Layaknya sebuah gelas yang sudah penuh, seseorang merasa tidak lagi memerlukan orang lain.


Dalam Bhagavadgita XVI sloka 4 juga disebutkan bahwa sifat sombong itu dimiliki oleh orang yang bersifat jahat dan merupakan jalan terbuka lebar menuju neraka. Mereka yang selalu sombong atau bangga karena memiliki sejenis pendidikan atau sejumlah kekayaan. Mereka ingin disembah oleh orang lain dan mereka menuntut penghormatan, walaupun mereka tidak layak dihormati. Mereka menjadi marah sekali karena hal-hal yang kecil sekali dan mereka berbicara dengan cara yang kasar, bukan dengan cara yang lembut. Mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Mereka melakukan segala sesuatu seenaknya, menurut kehendak sendiri. Dengan demikian sloka ini mengingatkan kita agar menjadi orang waras, menghindari kejahatan dan meningkatkan kesadaran diri pribadi menjadi manusia yang selalu melaksanakan subha karma (perbuatan yang baik) agar memperoleh kehidupan yang baik, nyaman dan sejahtera.


Dari perkataan, dari cara seseorang berbicara kita dapat melihat bahwa orang yang kita ajak bicara itu orang baik atau tidak, orang pandai atau tidak. Tetapi karena ada kebiasaan untuk “bertanam tebu di bibir” maka kita harus waspada. Bukan saja waspada dalam mendengar kata-kata orang lain, tetapi juga waspada dalam mengeluarkan kata-kata atau berbicara agar tidak menimbulkan suatu sikap kesombongan dan keangkuhan.


Dalam ajaran Hindu, bagi seorang yang keruh hatinya akan cepat sekali menjadi sombong, ada 3 hal yang menyebabkan orang menjadi sombong. 3 kesombongan atau ‘Tri Mada” dalam kitab Sarasamuscaya 337 disebutkan :


Vidyamado dhanamadastrtiyo’bhijanaimadah,

mada hyete’valiptanameta eva satam damah.


Artinya :

Inilah Yang menimbulkan kesombongan pada si durjana; Widya, Dhana, Abhijana. Widyamada berarti kesombongan karena memiliki ilmu pengetahuan, Dhanamada berarti kesombongan yang disebabkan oleh harta, Abhijanamada berarti kesombongan karena keturunan. Demikian yang menyebabkan rasa angkuh pada si durjana, sebaliknya kepada sang sujana menyebabkan kerendahan hati.


Apabila diidentifikasi dari kitab sarasamuscaya, ada tiga penyebab kesombongan yang lasim disebut dengan ‘Tri Mada”. Terdiri dari :


1. Widyamada : Kesombongan karena memiliki ilmu pengetahuan.

2. Dhanamada : Kesombongan karena memiliki harta

3. Abhijanamada : Kesombongan karena keturunan


1. Widyamada atau kesombongan karena memiliki pengetahuan seringkali menjangkiti orang-orang yang merasa terdidik dan memiliki gelar-gelar akademik, kemudian meremehkan orang yang tidak mengenyam pendidikan atau lainnya. Cenderung tidak sadar bahwa pengetahuan tersebar dalam bentang kehidupan. Widyamada bukan saja sering menjangkiti orang terdidik secara formal, namun kadangkala dalam konteks beragama kesombongan itupun menyusup secara halus dengan rasa diri paling paham agama dan paling beragama.


2. Dhanamada kesombongan karena memiliki harta kemudian kehilangan kesadaran bahwa harta itu tidak abadi, pada saatnya hartapun akan habis jika tidak dikelola secara baik.


3. Abhijanamada adalah kesombongan yang muncul karena merasa sebagai keturunan orang-orang hebat ataupun bangsawan. Tidak sadar bahwa kehebatan dan kebangsawanan para pendahulunya diraih dengan berbagai usaha perbuatan baik. Walaupun lahir dari keluarga hebat dan bangsawan, belum tentu ia melayakkan diri sebagai penerus keturunan tersebut.


Tri Mada ataupu 3 kesombongan dalam diri manusia, sesungguhnya hadir secara halus. Banyak orang kemudian tidak sadar bahwa ia telah dikuasai sifat sombong. Dalam konteks ini, pengetahuan, harta dan keturunan, apabila tidak diterima dengan kejernihan batin maka akan menjebak orang dalam kesombongan. Namun bagi umat Hindu yang sudah matang batinnya, maka pengetahuan, harta dan keturunan akan senantiasa bertumbuh dalam sikap yang rendah hati.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/wikakrishna.wordpress.com/suartawaindra.blogspot.com

Foto by : Masbroo.com (hanya ilustrasi)

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?