Beginilah Cara Memperbaiki Karakter Dan Perilaku Dengan Berpedoman Pada Catur Paramitha

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Catur Paramitha" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.


Secara etimologi Catur Paramitha (bhs Sanskerta) berasal dari dua kata yakni Catur yang artinya empat dan Paramitha yang berarti sifat dan sikap utama. Jadi dengan demikian Catur Paramitha dapat diartikan sebagai empat macam sifat dan sikap utama yang patut dijadikan landasan bersusila.Catur Paramitha juga bisa diartikan sebagai empat bentuk budi luhur dalam diri manusia atau empat sifat-sifat Ketuhanan yang ada di dalam pikiran, ucapan dan badan manusia.  


Disamping itu CATUR PARAMITHA memiliki pengertian di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Ketuhanan yang disebut paramita yaitu dalam bathinnya merupakan segala sumber dari perbuatan baik (kusalakamma) yang tercetus pada pikiran, ucapan dan badan. Karena itu kita harus bias mengembangkan paramita itu. Demi kebahagiaan, ketenangan dan kegembiraan hidup kita.


Perbuatan berbudi luhur wajib menjadi panutan dalam kehidupan manusia sebab dengan adanya perbuatan yang luhur, maka kehidupan menjadi baik. Manusia akan lebih muda mencari teman baik yang akan menyayanginya seperti keluarga sendiri. Sebaliknya jika catur paramitha tidak dilaksanakan dengan baik maka hidup akan menjadi susah. Teman-teman menjadi jauh. Orang tua dan guru juga menjadi tidak sayang. Oleh karena itu hendaknya manusia melaksanakan ajaran catur paramitha dengan tulus iklas.


Ada pun bagian dari catur paramitha diantaranya yakni Maitri, Karuna, Mudita, dan Upeksa. Keempat bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Maitri atau Lemah Lembut

Maitri berasal dari kata mitra, artinya berteman atau bersahabat yang tulus dengan sesama dan alam semesta. Manusia hendaknya memiliki sifat lemah lembut terhadap semua makhluk hidup. Maitri juga dapat di defenisikan sebagai senang mencari teman bergaun. Dalam kehidupan masyarakat bisa menempatkan diri, memiliki ramah-tamah, serta menarik hati segala perilakunya sehingga menyenangkan orang lain dalam diri pribadinya. 


2. Karuna atau Belas Kasihan

Karuna dapat diartikan sebagai cinta kasih atau sikap luhur atau belas kasihan terhadap orang yang menderita. Sebagai manusia yang berasal dari satu sumber yaitu Brahman, maka manusia harus hidup saling berbelas kasihan. Manusia hendaknya selalu memupuk rasa kasih sayang terhadap semua mahluk agar tidak ada yang menderita. Contoh kecilnya misalnya jika ada yang kelaparan maka yang memiliki uang lebih harus membantu yang susah.


3. Mudita atau Sifat dan Sikap Menyenangkan Orang Lain

Mudita atau bersimpati atau turut merasakan kebahagiaan maupun kesusahan orang lain. Mudita adalah ekspresi manusia dalam pergaulan seperti selalu memperlihatkan wajah yang riang gebira, penuh simpatisan terhadap yang baik serta sopan santun.


4. Upeksa atau Toleransi

Upeksa adalah prilaku manusia yang senantiasa mengalah demi kebaikan, walaupun tersinggung perasaan oleh orang lain, ia tetap tenang dan selalu berusaha membalas kejahatan deman kebaikan bisa juga dimaksud dengan ( tahu mawas diri ). Upeksa juga merupakan Sikap luhur ditunjukkan dengan selalu berempati atau menghargai keadaan orang lain. 


Untuk lebih jelas atau mudah memahami ajaran Catur Paramita ini, dibawah ini disajikam beberapa bentuk larangan-larangan yang penting dilaksanakan oleh umat manusia sebagai berikut :


a. Untuk berbuat Maitri, maka kita jangan melakukan / berbuat bencana yang bersifat maut ( Anta Kabhaya ) atau jangan membenci.


b. Untuk berbuat karuna, maka pantang melakukan perbuatan yang menyebabkan terjadinya penderitaan, tersiksa, kesengsaraan, atau jangan bengis.


c. Untuk dapat berbuat mudita, maka jangan melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan orang lain susah, atau jangan memiliki rasa iri hati kepada orang lain.


d. Untuk berbuat upeksa, maka pamtang menghina orang lain, memandang rendah orang lain, menindas orang lain, atau selalu dapat berusaha mengendalikan dorongan hawa nafsu jahat.


Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/hanyauntukkalian.blogspot.com/hindualukta.Blogspot.com

Foto By : Aswajadewata.com

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?