"Werak Kekuron Atau Pangepah Ayu" Upacara Untuk Bayi Yang Mengalami Keguguran

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Werak Kekuron Atau Pangepah Ayu" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.

Upacara Pengepah Ayu Dhanda Bharunana bagi yang mengalami keguguran kelahiran sebagai umat Hindu yang percaya dengan keberadaan sang atma, sangatlah penting untuk melaksanakan upacara terhadap si cabang bayi itu, meskipun kelahiran belum berwujud, agar sang mati tidak menyebabkan kekacauan (ngrubeda) dalam keluarga dan disebutkan pula pelaksanaan upacara yadnya ini berdasarkan Lontar Lebur Gangsa dan Sunari Gama.

Terkait dengan upacara Pangepah Ayu, ada juga Guru Piduka yang merupakan upacara yadnya pakeling (atau; permohonan maaf) yang disebutkan dalam sumber kutipan upacara pengepah ayu. bahwa kita tak luput dari kekeliruan bahkan kesalahan, yang kita lakukan-akibat tidak mampu dan atau belum bisa “sepenuhnya” dapat menjalankan apa-apa yang diamanatkan oleh “guru” kita; baik yang diamanatkan oleh Guru rupaka, guru Pengajian, guru wWsesa, dan guru Swadhyaya.

Kaitannya dengan Upacara Agama, kita juga belum sepenuhnya mampu menjalankan apa yang diamanatkan melalui “guru sastra” (sastra drsta), yang kita jadikan acuan dalam berupacara dan membuat upakara yadnya. Masih banyak bahan yang belum kita dapatkan, atau kita kurangi, atau kualitasnya tidak sesuai-misalnya ada yang sudah busuk, basi dan sebagainya. Atas hal inilah kita melakukan Guru Piduka (upacara permohonan maaf secara khusus kepada Guru-Guru tersebut diatas), yakni dengan mempersembahkan Banten yang namanya sesayut Guru Piduka. Kata sesayut artinya: Permohonan Khusus.

Berikut tata upacara, urutan serta banten yang diperlukan, dan proses pelaksanaan upacara ini dilaksanakan di Laut/Segara.

1. Sebelum pelaksanaan upacara di Laut, pertama kali wajib mengadakan upacara Pakeling dan Upacara Guru Piduka di Sanggah Kemulan, kemudian nunas tirta untuk dibawa ke Laut. Di laut, dipinggir laut / dipasir membuat pempatan agung (persilangan) menggunakan kain putih atau kain kasa.

2. Nanceb sanggah cucuk untuk upasaksi ke surya munggah banten daksina, katipat pras, punjung, dan runtutannya. Ring sor sanggah : segehan gede asoroh.

3. Di natar segara, di perempatan kain putih, bantennya sebagai berikut : 

tetandingan banten yang dipakai untuk roh bayi : Bungan pudak, bangsah pisang, kereb sari, punjung dan banten bajang. 

4. Banten untuk ngulapin roh bayi : sorohan, pengulapan-pengambeyan, peras, daksina, ketipat, kelungah nyuh gading disurat ong kara (genah ngadegan roh bayi), kemudian dilakukan pemujaan (mengembalikan kepada sanghyang sangkan paraning dumadi) roh bayi tersebut kemudian dilakukan pebaktian bagi roh bayi tersebut untuk kembali ke asalnya. Setelah itu klungah nyuh gading dan semua banten yang digunakan di hanyutkan ke laut.

Pemuput pelaksanaan upacara Pengepah Ayu ini boleh dilakukan oleh pemangku, khususnya pemangku khayangan Dalem.

Tak hanya Warak Keruron, dalam upacara Pitra Yadnya Massal ini juga menggelar upakara ngelangkir (kematian bayi sebelum lepas tali pusar) dan juga upakara ngelungah (kematian bayi sebelum tanggal gigi). Dalam upakara ini akan dipuput oleh tiga Sulinggih (Tri Sadaka) yakni Ida Pedanda, Ida Rsi Bhujangga dan Ida Empu. Sesuai ajaran Hindu, bayi yang meninggal dengan usia di bawah 42 hari setelah dikubur mestinya dilanjutkan dengan melakukan prosesi yakni Ngelungah.

''Semua bertujuan agar roh anak-anak ini tidak menjadi Bhuta Cuil yang dapat mengganggu keharmonisan hidup orang tua dan keluarga''

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/sejarahharirayahindu.blogspot.com/jurusapuh.com/tribunbali.com

Foto by : Baliexpress.jawapos.com

#pesona_taksubali

Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?