Sebagai Seorang Manusia, Sudahkah Semeton Membayar Hutang Menurut Ajaran Hindu ?
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Hutang Manusia Menurut Ajaran Hindu" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Dalam ajaran Agama Hindu ada konsep atau filosofi yang disebut Tri Rna. “Tri” artinya tiga dan “Rna” artinya hutang. Tri Rna merupakan tiga hutang yang harus dibayar oleh manusia Hindu. Tri Rna juga sebagai tiga wujud ketergantungan dalam hidup manusia yang membawa hutang (rna).
Tri Rna berasal dari bahasa sangsekerta yaitu “Tri“ dan “Rna“ dimana tri artinya tiga dan rna artinya hutang . Jadi dapat kita simpulkan pengertian tri rna adalah tiga hutang yang dimiliki oleh manusia sejak di lahirkan di dunia ini . Tri Rna terdiri dari Dewa Rna , Pitra Rna , dan Rsi Rna .
Bagian-Bagian Tri Rna :
1. Dewa Rna
Dewa Rna adalah hutang yang di miliki oleh manusia kepada sang pencipta (ida sang hyang widhi wasa) karena beliau telah memberikan percikan kecil dari bagiannya yaitu atman . Bukannya hanya itu saja tetapi beliau juga telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kita para manusia bisa bertahan hidup di dunia ini .
2. Pitra Rna
Pitra Rna adalah hutang yang dimiliki oleh manusia kepada leluhur . Kata Pitra berasal dari bahasa sansekerta “Pitr” yang berarti ayah atau bapak , bentu jamaknya adalah “Pitara” yang berarti nenek moyang atau leluhur . Sehingga hutang yang dimaksud disini adalah hutang yang di mulai dari kandungan ibu dimana kita telah di rawat di dalam kandungan ibu dan tumbuh besar menjadi anak yang suputra sampai tingkat di atasnya atau nenek moyang .
3. Rsi Rna
Rsi Rna adalah hutang yang dimiliki oleh manusia kepada seseorang yang telah mengajari kita tentang ilmu pengetahuan seperti rsi , guru , dan pendeta . Pada jaman dahulu dikenal dengan sebutan “Wipra” . Wipra adalah orang bijaksana yang menerima wahyu langsung dari Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa seperti mantra-mantra suci dalam kitab suci weda dan diberi gelar Maharesi (Resi yang Besar) . Seseorang yang bertugas sebagai pendeta , pandita bhagawan dan lain-lainnya yang bukan menirma anugrah wahyu pertama dari tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa disebut Rsi.
Bagaimana cara membayar hutang (rna) tersebut?
Dalam ajaran Agama Hindu disebutkan bahwa hutang-hutang tersebut dapat dibayar melalui yadnya, yaitu:
1. Dewa Rna dibayar dengan Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya
2. Pitra Rna dibayar dengan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya
3. Rsi Rna dibayar dengan Rsi Yadnya
Lima (5) jenis yadnya tersebutlah yang diamalkan dalam tatanan kehidupan umat Hindu yang disebut dengan Panca Yadnya, yaitu terdiri dari : Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, dan Manusa Yadnya.
Tri Rna sebagai landasan (Sebab) munculnya Panca Yadnya (Akibat). Hutang dalam Tri Rna yang harus dibayar, dalam hal ini bukan pengertian hutang-piutang pada umumnya dalam istilah perekonomian, namun sebagai bentuk kewajiban (Yadnya-Panca Yadnya) yang harus diamalkan oleh setiap umat Hindu.
Adapun pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari :
1. Dewa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para dewa-dewa.
2. Butha Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan unsur-unsur alam.
3. Manusa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia.
4. Pitra Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas bagi manusia yang telah meninggal.
5. Rsi Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para orang suci umat Hindu.
Terdapat setidaknya 4 unsur dalam melakukan Yadnya, yaitu :
1. Karya (adanya perbuatan / action)
2. Sreya (ketulusan hati/ lascarya)
3. Budhi (Kesadaran yang mendalam)
4. Bhakti (persembahan/ ada 9 bentuk bhakti yang disebut Nawa Wida Bhakti)
Dalam susastra suci Rg Veda menyebutkan beberapa cara beryadnya :
“ Rcam twah posagste pupuswam, Gayatram two gayatri sawawarisu, Brahma two wadati jata widyam, Yadnyasya mantram wi mimita u twah “
artinya :
Yang pertama, Menyembah Hyang Widi (Sembahyang/ Mebakti), Kedua membaca/ mengucapkan mantra-mantra dari pustaka suci (Weda). Ketiga, Menyanyikan kidung-kidung suci/ kekawin (Dharma gita/ Kirtanam). Keempat, mempelajari agama dan mengajarkan kepada orang lain. Keempat, berprilaku yang baik (Manacika, wacika, & kayika/ tri kaya parisudha). Kelima, melaksanakan Upacara Yadnya (Upacara Panca Yadnya dll)
( Reg Weda, X.71 adh.II )
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : pesonataksubali.blogspot.com/tentanghindu.blogspot.com/forumstudimajapahit.com/medium.com
Foto by : forum studi majapahit
Comments
Post a Comment