Nama Khas Bali "Nyoman,Wayan,Ketut,Made" Terancam Punah ? Bagaimana Tanggapan Semeton ?

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas mengenai "Nama Khas Bali Terancam Punah ?" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.

Seperti halnya daerah lain, Bali memiliki nama khas yang banyak digunakan masyarakat setempat. Nama-nama seperti Ketut, Made, Nyoman, Wayan, dan sebagainya, menjadi nama yang paling sering Anda temukan ketika liburan ke Bali. Namun, siapa sangka kalau nama khas Bali seperti Ketut dan Nyoman, ternyata eksistensinya terancam punah. Ancaman punahnya nama Ketut dan Nyoman tidak lain karena disebabkan oleh menurunnya laju pertambahan penduduk

Fakta ini diungkapkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster beberapa waktu lalu. Dia mengungkapkan, bahwa dalam 5 tahun terakhir, laju pertumbuhan penduduk di Bali dalam kondisi yang stagnan. Kondisi itu terjadi karena jumlah kematian setara dengan jumlah kelahiran. Koster pun menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu penyebab stagnansi tersebut.

Hubungan Stagnansi Pertumbuhan Laju Penduduk dengan Nama Khas Bali yang Terancam Punah

Lebih lanjut, program KB di Bali memang berlangsung sukses. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya keluarga yang memilih untuk memiliki dua orang anak. Hanya saja, di waktu yang sama program ini juga mengancam keberadaan nama-nama khas Bali. Oleh karena itu, Koster menyebut program ini sebagai salah satu bahaya yang mengancam budaya masyarakat Bali.

Beberapa ahli arkeologi telah melacak jejak sejarah yang telah terkubur selama ribuan tahun. Bali diyakini telah menjadi sebuah area peradaban penduduk purbakala sejak zaman Paleo dan Mesolitik berdasarkan artefak yang ditemukan di Desa Trunyan dan Sembiran, sampai saat ini disebut dengan Bali Aga.

Kemudian diikuti dengan migrasi penduduk dari Austronesia dan beberapa belahan bumi lain dari Vietnam Utara, India, dan Cina. Dalam Weda Agama Hindu tidak dikenal kasta namun disebut dengan Catur Warna. Dalam perjalanan di Bali, kasta / wangsa berubah dengan adanya pengaruh kerajaan Majapahit, India, dan kolonial Belanda.

Berikut perincian Catur Warna:

• Brahmana: orang yang menekuni kehidupan spiritual dan ketuhanan.

• Ksatria: orang yang bekerja di bidang pertahanan dan keamanan.

• Waisya : orang bergerak di bidang ekonomi.

• Sudra : orang yang bekerja mengadalkan tenaga/jasmani.

Masyarakat Bali menganut Tri Wangsa / kasta sesuai dengan garis keturunan:

Kasta Brahmana

Generasi kasta brahmana biasanya akan selalu menjalankan kependetaan. Keturunan brahmana akan memiliki nama depan: Ida Bagus untuk laki laki, Ida Ayu untuk perempuan.Sebutan tempat tinggalnya dengan nama Griya.

Kasta Ksatriya

Merupakan keturunan dari raja, abdi kerajaaan, maupun prajurit kerajaan. Keturunan ksatriya akan memiliki nama depan Anak Agung, Dewa Agung, Tjokorda, Gusti Agung, Gusti Ngurah, Gusti Ayu. Sebutan tempat tinggalnya Puri untuk keturunan raja dan Jero untuk lainnya.

Kasta Sudra (Jaba)

Merupakan keturunan dari rakyat di luar kerajaan pada zaman dahulu. Biasanya dengan nama depan Wayan, Kadek, Komang, dan Ketut. Tempat tinggalnya disebut Umah

Dalam masyarakat Bali, anak tertua biasanya memiliki nama Wayan. Nama ini berasal dari wayahan yang memiliki arti lebih tua. Selain Wayan, nama anak tertua di Bali juga bisa menggunakan Putu serta Gede. Putu punya makna cucu. Sementara itu, Gede berarti besar. Gede biasa digunakan untuk anak laki-laki. Untuk penggunaan pada nama perempuan, biasanya ditambahkan dengan nama Luh.

Sudah sepantasnya kita sebagai masyarakat Bali bangga memiliki kekayaan tradisi leluhur ini. Karena ini merupakan harta berharga masyarakat Bali yang bisa menjadi titik acuan orang Bali dikenal ke mancanegara dengan nama khas bali asli ini.

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : Pesonataksubali.blogspot.com/Kintamani.id/m.liputan6.com

Foto by : Traveltempo.co

#pesona_taksubali


Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?