Makna Upacara "Pamelaspasan" Menurut Kepercayaan Hindu Di Bali
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Makna Upacara Malaspas" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Pemelaspasan / Melaspas adalah upacara pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi, seperti rumah, kantor, toko dan lain sebagainya. Kata melaspas berasal dari bahasa Bali yang terdiri atas dua kata yakni Mlas dan Pas. Mlas artinya pemisah dan Pas artinya cocok. Dari kedua rangkaian kata tersebut, melaspas berarti pembuatan bangunan biasanya terbuat dari dua unsur, yakni kayu dan batu dan apabila disatukan akan berbentuk bangunan cocok dan sangat layak untuk ditempati dan ditinggali. Bagi umat Hindu, upacara ini wajib dilaksanakan dan sudah menjadi tradisi turun-temurun hingga saat ini. Upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelum upacara Melaspas, yang dilakukan terlebih dahulu adalah Macaru. Hal ini memiliki tujuan untuk nedunang Bhutakala atau mengundang sang Bhutakala untuk dhaturkan Labaan (sesajen). Dengan harapan agar Bhutakala tersebut kembali ke tempatnya masing-masing atau mengembalikan berbagai roh-roh yang tadinya tinggal atau mendiami bangunan tersebut ke tempat asalnya. Kemudian menghadirkan Dewa Ghana yang diyakini sebagai Dewa Rintangan yang bertujuan untuk menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.
Tingkatan upacara melaspas, seperti halnya upacara-upacara lainnya yaitu :
1. Kanista, upacara yang dilakukan paling sederhana
2. Madya, Upacara yang dilakukan tergolong sedang.
3. Utama, Upacara yang dilakukan tergolong besar.
Sebelumnya dilakukan upacara Melaspas, dilakukan terlebih dahulu mecaru.
• Nedunang Bhutakala
• Menghaturkan Labaan
• Mengembalikan ketempatnya masing-masing.
Selanjutnya baru dilakukan upacara Melaspas, Rangkaian upacara melaspas sebagai berikut:
1. Mengucapkan orti pada mudra bangunan
2. Memasang ulap ulap pada bangunan, ulap ulap dipasang tergantung jenis bangunan ( ulap ulap kertas yang ditulis dengan hurup rajahan ).
3. Bila bangunan tersebut tempat suci maka dasar banguan digali lubang untuk tempatkan pedagingan, kalau bangunan utama di isi pedagingan pada puncak dan madya juga, pada bagian puncak diisi padma dari emas.
4. Pangurip urip,arang bunga digoreskan pada tiap tiap bangunan (melambangkan tri murti, Brahmana, Visnu, Iswara), jadi umat Hindu Bali percaya bahwa bangunan yang didirikan tersebut menpunyai daya hidup.
5. Ngayaban banten ayaban dan ngayaban pras pamlaspas yang didahului memberikan sesajen pada sanggah surya ( Batang bambu yang menjulang tinggi)
6. Ngayaban caru prabot
7. Ngenteg-Linggih. Bila yang di Melaspas adalah tempat suci (palinggih), lalu upacaranya di tingkat madya dan nistaning utama bisa dilaksanakan sekaligus.
Puncak upacara melaspas umumnya disertai dengan menancapkan tiga jenis bentuk banten yang disebut ”Orti”. Tiga jenis banten Orti itu adalah Orti Temu, Orti Ancak dan Orti Bingin. Tiga Orti ini menggambarkan makna dari rumah tinggal tersebut.
Kesimpulannya, Upacara Melaspas dilakukan bertujuan untuk memohon kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar bangunan yang akan ditempati diberikan anugerah keselamatan dan kerahayuan bagi semua yang ada didalamnya.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Pesonataksubali.blogspot.com/danginpurikaja.denpasarkota.go.id/warta9.com/paduarsana.com
Foto by : Rangkuman Google



Comments
Post a Comment