Makna Rahinan Sugian Jawa Dan Sugian Bali Dalam Agama Hindu (Galungan Sube Paek Semeton)
Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Makna Sugian Jawa Dan Sugihan Bali" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.
Dalam menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Agama Hindu khususnya di Bali, biasanya terdapat rententetan upacara. Dimulai dengan hari Tumpek Wariga dan selanjutnya menjelang seminggu sebelum Galungan, dikenal dengan sugihan
Jika dilihat dari urat arti katanya, Kata Sugihan Jawa berasal dari urat kata Sugi, yang artinya membersihkan, dan Jawa artinya luar. Jadi Sugihan Jawa dapat diartikan sebagai suatu upacara yang berfungsi untuk membersikan Bhuana Agung atau alam semesta (makrokosmos), baik sekala maupun niskala
Berdasarkan Lontar Sundarigama, Sugihan Jawa diartikan sebagai Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara).
Sugihan Jawa atau yang sering disebut dengan Sugihan Jaba merupakan suatu kegiatan upakara atau spiritual yang memiliki makna untuk menyucikan bhuana agung (makrokosmos) atau sering juga disebut dengan alam semesta. Sugihan Jawa ini jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Sugihan Jawa berasal dari kata “Sugi” yang berarti menyucikan dan Jaba yang berarti luar. Jadi Sugihan Jawa / Jaba berarti penyucian Bhuana Agung atau alam semesta baik dalam artian sekala maupun niskala.
Didalam lontar Sundarigama dijelaskan pula arti dari Sugihan Jawa yang merupakan upacara untuk membersihkan atau menyucikan alam lingkungan seperti Pura, tempat tinggal dan peralatan upacara di masing-masing Merajan ataupun Sanggah.
Pembersihan bisa dilakukan dengan melakukan pecaruan ekasata di rumah masing-masing. Bila kita tidak sempet melakukan pecaruan, maka cukup dengan bungkak nyuh gading yang dipercikkan ke semua penjuru rumah/pekarangan kita yang sebelumnya sudah didoakan akan bisa menjadikan rumah/lingkungan kita menjadi bersih. Sudah tentu perlu juga dilengkapi canang sari dihaturkan ke hadapan pelinggih yang ada di lingkungan kita. Diyakini pada saat Sugihan Jawa ini, para dewa akan turun diiringi dengan para luluhur untuk menerima persembahan.
Sedangkan Sugihan Bali adalah penyucian buana alit atau diri sendiri (mikrokosmos) sehingga bersih dari perbuatan-perbuatan yang ternoda atau pembersihan lahir dan batin. Pembersihan dapat dilakukan dengan penglukatan, sarananya dapat menggunakan bungkak nyuh gading. Dengan adanya kesucian lahir dan batin itu, umat lebih bisa memaknai Hari Suci Galungan, sebagai kemenangan dharma.
Sebenarnya ada satu lagi hari sugihan sebelum datangnya Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, yaitu Sugihan Tenten. Jika Sugihan Jawa jatuh pada Wrhaspati / Kamis Wage Wuku Sungsang dan Sugihan Bali pada Jumat Kliwon Wuku Sungsang maka Sugihan Tenten jatuh pada Buda Pon Wuku Sungsang atau tujuh hari sebelum Hari Raya Galungan. Sugihan ini disebut Sugihan Tenten karena merupakan hari ngentenin atau memperingatankan, mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia.
Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.
Via : Tamanbali.desa.id/dewatanews.com/pesonataksubali.blogspot.com/kompasiana.com
Foto by : Mantra Hindu Bali
Comments
Post a Comment