Makna Dibalik Sakralnya Upacara Nyambleh Di Bali

 


Om Swastyastu semeton Pesona Taksu Bali, kali ini kita akan membahas tentang "Upacara Nyambleh" Sebelum itu jangan lupa untuk mengunjungi Instagram kami juga ya @pesona_taksubali.

upacara Caru merupakan salah satu bagian dari Bhuta Yadnya dalam Panca Yadnya. Bhuta Yadnya sebagai korban suci yang diberikan kepada para Bhuta Kala dan Tamo Purusa merupakan sebuah upacara yang bersifat universal yang memiliki dua bagian yaitu: upacara Caru dan Yadnya Sesa (Palelabanan). Dan dalam tulisan kali ini yang akan dibahas adalah terbatas hanya upacara Caru saja.

Dalam kamus kecil Sansekerta disebutkan bahwa kata Caru berarti bagus, cantik, harmonis dan Mecaru (dalam bahasa Bali) berarti menyelenggarkan Caru, yang mempunyai maksud untuk mempercantik, membikin bagus dan mengharmoniskan. Caru juga dapat diartikan sebagai korban yang pada dasarnya adalah sesajen daging yang diarahkan untuk memecah belah kekuatan roh-roh jahat (bhuta) di mana dalam klasifikasi simbolik orang Bali dihubungkan dengan arah bawah (sor). Maka dari itu Caru selalu ditempatkan diatas tanah (walaupun tidak semuanya sesajen yang diletakkan diatas tanah adalah Caru). 

Salah satu upacara dalam caru yaitu "Nyambleh". Proses ini dalam dinamika kebudayaan merupakan proses akulturasi/unsur budaya asing (India) berkembang di Bali, tanpa menghilangkan identitas budaya setempat. Upacara "Nyambleh" identik dengan upacara bhuta yadnya yang juga disebut dengan upacara Caru. Di beberapa desa di Bali di Batubulan atau di desa lainnya upacara Nyambleh atau Mecaru masih ditradisikan.

Upacara nyambleh termasuk upacara bhuta yadnya salah satu ritual agama Hindu, persembahan dengan korban suci binatang di perempatan pada saktinya Dewa Siwa (Dewi Durga) dengan ancangan yang berwujud barong, ratu Gede, ratu ayu dll.

Fungsinya adalah adanya nilai luhur dalam persembahan tersebut membuat keharmonisan bhuana agung dengan bhuana alit. Kekuatan Bhuta yang bersemayam pada Bhuana agung dan bhuana alit (manusia), perlu dipelihara agar seimbang. Kekuatan Bhutakala dan Durga di bhuana agung dan bhuana alit mengandung unsur Triguna. Kekuatan Kala berasal dari unsur Rajah, kekuatan Durga lahir berasal unsur Tamah. Kekuatan tersebut selalu menguji keteguhan iman manusia.

Kekuatan bhuta mengakibatkan hati manusia mengalami kegelapan, didorong lagi oleh kekuatan Durga, sehingga muncul sifat bengis sampai membunuh, merampok dan lain-lain. Kekuatan itulah agar seimbang. Menuju keseimbangan dengan barbagai cara salah satu cara yang diyakini adalah Bhuta yadnya. Disisi lain Nyambleh termasuk unsur kebudayaan Survival yang tetap hidup dijalani sampai kini, yang merupakan akulturasi dari kepercayaan Tantrayana dari India, berakulturasi dengan kearifan lokal di Bali. Hal ini diyakini oleh masyarakat Bali bahwa Nyambleh dipersembahkan untuk Ratu Gede (unen-unen). Selain itu dipercaya sebagai pelindung masyarakat agar terhindar dari mara bahaya dan yang penting menetralisir prilaku yang menyimpang, maupun mengendalikan diri dan lain-lain.

Kala (dalam Sastra Kawi) adalah personifikasi Waktu. Kala ditampilkan sebagai kekuatan yang "hidup, nyata, bergerak, halus" dan sekaligus 'seram'. 

Di atas semua sifat itu, Ia dipandang 'suci' sehingga disebut Bhatara Kala atau Sang Hyang Kala. Ia sejajar dengan para Dewa lainnya. Dalam hal kesaktian, Ia bahkan pernah mengalahkan para Dewa

Dalam upacara Pangupa Hayu untuk tanah-pekarangan dan lain-lain yang termasuk palemahan hala dan karang kebaya-baya agar juga disebutkan dibuatkan banten caru dengan tingkatan seperti misalnya “manca sanak”, “manca kelud”, dan juga “balik sumpah”.

Jadi bagaimana semeton ? Bermanfaat tidak informasi dari blog kami ? Jika bermanfaat jangan lupa untuk meninggalkan komentarnya ya terima kasih.

Via : pesonataksubali.blogspot.com/phdi.or.id/sejarahharirayahindu.blogspot.com/simaremarejohn.wordpress.com

Foto by : @Krisna_sarumpaet

#pesona_taksubali


Comments

Popular posts from this blog

Makna Asu Bang Bungkem Dalam Sejarah Upacara Caru Hindu Di Bali

Kewajiban Orang Tua Pada Anaknya Menurut Kepercayaan Agama Hindu Di Bali

Makna Mimpi Atau Primbon (Baik Dan Buruk) Menurut Agama Hindu

Bagaimanakah Ciri - Ciri Sebenarnya Dari Zaman Kali Yuga Menurut Kitab Suci Hindu ?

Pantangan Dan Persembahan Yang Wajib Diketahui Dibalik Keramatnya Kajeng Kliwon

Proses Watangan Mapendem/Mengubur Mayat Yang Bangkit Kembali Dalam Calonarang

Apakah Lahir "Melik" Sebuah Anugrah Yang Beresiko Kematian ? Simak Selengkapnya

Urutan Persembahyangan Yang Benar Dalam Agama Hindu Beserta Doa/Mantranya

Beginilah Cara Mengintip Leak Yang Sedang Rapat/Meeting Di Malam Hari

Benarkah Menginjak Canang/Sesajen Di Bali Bisa Celaka atau Mendapat Kesialan ?